AS Akui Khawatir dengan Meningkatnya Ketegangan di Timur Tengah
SinPo.id - Amerika Serikat (AS) mengaku khawatir dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Hal tersebut disampaikan Gedung Putih setelah serangkaian serangan mengguncang Lebanon selama dua hari berturut-turut, yang menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai ribuan orang.
"Kami prihatin dengan ketegangan ini, dan takut, dan prihatin dengan potensi eskalasi," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre dikutip dari Anadolu, Minggu, 22 September 2024.
Hal tersebut disampaikan Jean-Pierre usai gelombang eskalasi baru antara Israel dan Hizbullah setelah serangkaian perangkat komunikasi yang disabotase meledak di Lebanon.
Banyak perangkat, termasuk pager dan walkie-talkie, digunakan oleh anggota Hizbullah, yang beroperasi sebagai kelompok paramiliter dan politik dengan layanan sosial yang luas di Lebanon.
Ledakan tersebut menewaskan militan Hizbullah dan warga sipil, termasuk dua anak-anak. Jumlah korban tewas mencapai 37 orang dan hampir 3.000 orang terluka.
"Anak-anak yang disakiti, orang-orang yang disakiti, sulit untuk melihatnya, dan bukan sesuatu yang ingin kita lihat," ucapnya.
Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun pemerintah Lebanon dan Hizbullah telah menyalahkan Israel.
Hizbullah dan Israel terlibat dalam baku tembak lintas perbatasan selama berbulan-bulan. Sementara kelompok militan Lebanon itu mengatakan pihaknya berusaha meningkatkan tekanan terhadap Israel agar mengakhiri perangnya di Jalur Gaza.