Jadi Alternatif Makanan Sehat, Sagu Diperkenalkan di Bunex 2024

Laporan: Juven Martua Sitompul
Sabtu, 21 September 2024 | 18:39 WIB
Sagu diperkenalkan di Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2024. Istimewa.
Sagu diperkenalkan di Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2024. Istimewa.

SinPo.id - Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan yang didukung oleh Badan Pengelola dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kembali hadir.

Acara kali ini siap menunjukkan peran UMKM sebagai motor penggerak ekonomi lokal dengan menampilkan inovasi dan produk unggulan yang berkontribusi pada kemajuan sektor perkebunan nasional.

UMKM yang hadir di Bunex kali ketiga ini bahkan berhasil memukau para pengunjung. Salah satunya adalah Sagolicious, yang menarik perhatian dengan inovasi mereka dalam pengolahan sagu.

CEO PT SagoliciousIndonesia Prima, Jenny Widjaya, mempersembahkan ide segar tentang bagaimana sagu, komoditas perkebunan yang jarang dilirik, dapat diolah menjadi makanan kekinian yang tidak hanya enak untuk di santap tetapi juga sehat.

Sagu sebagai salah satu pangan lokal, memiliki banyak manfaat yang belum sepenuhnya dikenal, terutama di Indonesia bagian timur. Melalui Sagolicious, Jenny memperkenalkan potensi besar sagu untuk menjadi bagian dari menu sehari-hari di seluruh Indonesia, tidak terbatas pada wilayah timur saja.

"Sagu memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, seperti membantu mengatasi masalah lambung dan diabetes. Kami ingin membuktikan bahwa sagu bisa menjadi bahan pokok yang praktis dan bergizi, serta layak dinikmati oleh semua orang," kata Jenny dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu, 21 September 2024.

Inovasi Sagolicious mencakup pengolahan sagu menjadi mi instan yang memudahkan konsumsi sehari-hari. Selain mi instan, sagu bisa diolah menjadi berbagai makanan kekinian seperti spageti dan mi goreng.

Jenny berharap sagu bisa menjadi alternatif bahan pokok di samping beras dan berpotensi menjadi lumbung pangan global. Namun, Jenny juga mencatat tantangan yang dihadapi, seperti keterbatasan bahan baku dan biaya produksi yang tinggi.

"Kami menggunakan bahan premium dan tanpa bahan pengawet, sehingga biayanya memang lebih tinggi. Kami berharap Bunex kali ini, dapat berperan sebagai jembatan dalam membangun kerja sama antara Sagolicious dan berbagai stakeholder," kata Jenny. 

Pemasaran yang efektif juga dinilai penting, dengan harapan bahwa promosi yang dilakukan selama Bunex 2024 bisa meningkatkan kesadaran dan penerimaan pasar. Dengan langkah ini, Sagolicious berharap dapat memperkenalkan sagu sebagai pilihan makanan sehat yang layak diperhitungkan di seluruh penjuru Indonesia dan dunia.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, mengungkapkan Bunex berperan dalam memperkenalkan UMKM lokal, salah satunya sagulicious.

"Ini merupakan bagian dari strategi kami untuk mengoptimalkan potensi komoditas perkebunan lokal dalam memperkuat ketahanan pangan. Sagu sebagai komoditas yang sering terabaikan memiliki potensi besaruntuk mendukung ketahanan pangan nasional dan global," katanya.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang terus berupaya meningkatkan ketahanan pangan nasional. Amran menekankan bahwa ketahanan pangan adalah pilar utama bagi stabilitas sebuah negara.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI