Ade Armando Tuding Rizieq Sengaja Goreng Apel Akbar Jokowi untuk Kembalikan Pamornya
SinPo.id - Ketua Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), Ade Armando menilai, Rizieq Shihab sengaja menggoreng apel akbar bodong yang kabarnya akan digelar oleh pendukung Presiden Jokowi pada Minggu 22 September 2024, tujuannya tak lain ingin mengembalikan pamornya di hadapan umat Islam.
"Itu untuk mengembalikan pamornya yang selama beberapa tahun terakhir terkubur. Rizieq seperti menemukan momentum untuk menunjukkan tajinya lagi," kata Ade dalam keterangannya, Sabtu, 21 September 2024.
Di satu sisi, Ade menuding Rizieq berusaha menggiring opini publik agar percaya apel akbar bodong itu harus dilawan.
"Karena di sisi lain, Rizieq mendeklarasikan dirinya siap memimpin perlawanan itu," ujarnya.
Oleh karena itu, Ade mengimbau umat islam bergerak untuk mengantisipasi kembalinya Rizieq ke tengah-tengah umat. Mengingat diingatan masyarakat bagaimana frontalnya Rizieq saat menjadi pemimpin FPI kala itu.
"Jadi yang perlu kita antisipasi adalah kembalinya Rizieq Shihab ke tengah masyarakat. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana Rizieq dan ormas binaannya FPI sering membuat kerusuhan," ujarnya.
"Mereka juga melakukan sweeping, menolak pembangunan rumah ibadah, menyerang kelompok agama minoritas, mengumbar ujaran kebencian berbasis agama," tandasnya.
Seperti diketahui, seruan provakatif itu disampaikan Rizieq dalam sebuah pengajian yang videonya viral di media sosial.
Pada ceramah itu, Rizieq menyampaikan bahwa akan ada 20 ribu pendukung Presiden Jokowi memasuki Jakarta pada 22 September yang akan menggelar Apel Akbar.
Dia khawatir 20 ribu orang itu akan melakukan kerusuhan di Jakarta. Karena itu dia meminta umat Islam di Jakarta mempersiapkan diri, guna melawan mereka.
"Saya minta dari malam ini semua umat Islam, saudara asah golok yang tajam. Kalau mereka mau bikin huru-hara di Jakarta, coba-coba ganggu keamanan, bakar halte. Hei umat Islam keluar dari rumahmu, keluarkan senjatamu, ganyang mereka habisi mereka di mana saja berada," kata Rizieq menghasut.