Hizbullah Bertekad Lancarkan Balasan atas Ledakan Ribuan Pager di Lebanon

Laporan: Khaerul Anam
Rabu, 18 September 2024 | 21:47 WIB
Seorang korban ledakan penyeranta dibawa masuk ke American University of Beirut Medical Center di Beirut, Lebanon (SinPo.id/Reuters)
Seorang korban ledakan penyeranta dibawa masuk ke American University of Beirut Medical Center di Beirut, Lebanon (SinPo.id/Reuters)

SinPo.id - Hizbullah dan Pemerintah Lebanon menyalahkan Israel atas ledakan pager atau penyeranta yang digunakan oleh anggota Hizbullah, yang menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai sekitar 2.800 lainnya pada Selasa, 17 September 2024.

Hizbullah mengatakan, Rabu, 18 September 2024, bahwa mereka akan melanjutkan perjuangannya melawan Israel untuk mendukung militan Hamas di Gaza, dan bahwa Israel harus menunggu “hukuman yang berat.”

Israel tidak mengomentari insiden tersebut. Ledakan penyeranta itu terjadi beberapa jam setelah Pemerintah Israel mengumumkan perluasan tujuannya dalam perang melawan militan Hamas di Gaza dengan mencakup pengamanan Israel utara di tengah konflik dengan Hizbullah di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.

Kecurigaan terfokus pada sejumlah kecil bahan peledak yang ditambahkan ke sejumlah penyeranta sebelum dikirim ke Hizbullah. Kelompok itu mengandalkan perangkat tersebut setelah pemimpinnya memerintahkan anggotanya untuk tidak menggunakan ponsel di tengah kekhawatiran bahwa intelijen Israel dapat menyadap dan melacak komunikasi mereka.

Hsu Ching-Kuang, pendiri produsen Gold Apollo yang berbasis di Taiwan, mengatakan kepada para wartawan pada Rabu bahwa perusahaannya tidak memproduksi penyeranta tersebut. Namun, perusahaan itu mengizinkan mereknya untuk digunakan pada perangkat yang diproduksi dan dijual oleh sebuah perusahaan bernama BAC.

Media pemerintah Iran melaporkan Duta Besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, termasuk di antara mereka yang terluka akibat ledakan penyeranta.

Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat (AS) “tidak mengetahui insiden ini sebelumnya” dan masih “mengumpulkan informasi.”

Para pejabat lokal di dekat perbatasan Israel meminta warga untuk tetap berada di dekat tempat perlindungan bom karena takut akan tanggapan Hizbullah.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI