Pemkab Bogor Perkuat Identitas Budaya Lokal di Kawasan Wisata Puncak
SinPo.id - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bertekad memperkuat identitas budaya lokal di kawasan wisata Puncak yang kerap menjadi magnet wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Kepala Disbudpar Kabupaten Bogor Yudi Santosa menjelaskan pihaknya telah menyiapkan berbagai suguhan seni dan budaya asli daerah untuk juga membantu peningkatan jumlah kunjungan di kawasan wisata Puncak.
"Saat ini tahap optimalisasi kawasan wisata di Puncak. Menjadikan kawasan wisata yang berkelanjutan trigernya tetap ada di Rest Area Gunung Mas Puncak," ungkap Yudi pada Sabtu, 14 September 2024.
Disbudpar Kabupaten Bogor sudah merencanakan beberapa rangkaian acara sebagai upaya peningkatan jumlah kunjungan wisata, dengan tema besarnya yakni "Wonderful Puncak".
Sejumlah acara Wonderful Puncak yaitu Harmony of Bogor pada 27-28 September, Puncak Fashion Week & West Java Folklore pada 11-12 Oktober, Suasana Rest Area Puncak pada 25 Oktober.
Kemudian, Santap Mantap pada 8-9 November, Festival Tari Bogor pada 22-23 November, Flashmob Pencak Silat pada 6-7 Desember, Puncak Art Passion & Crative Market pada 20-21 Desember, serta Puncak Fest pada 31 Desember.
“Nanti ada 100 orang memainkan angklung, kompetisi band, kemudian kita juga akan mengadakan lomba masak nasi goreng kepala daerah,” kata Yudi.
Sebelumnya, Penjabat Bupati Bogor Asmawa Tosepu mengungkapkan dalam pengembangan wisata berkelanjutan, Pemerintah Kabupaten Bogor tidak hanya fokus pada pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana, melainkan juga memaksimalkan peran pelaku seni dan budaya di kawasan Puncak.
Ia menekankan pentingnya menjadikan kawasan wisata Puncak sebagai cerminan identitas lokal, baik dari aspek visual maupun kegiatan budaya di destinasi wisata unggulan.
"Penataan kawasan Puncak menyentuh semua aspek, mulai dari penataan lahan, pelibatan masyarakat lokal, hingga pengembangan wisata berkelanjutan. Kami juga fokus menata akses dan memaksimalkan potensi wisata," ungkap Asmawa Tosepu.
Sejak memimpin, Asmawa Tosepu telah merelokasi 525 pedagang liar dari sepanjang jalur menuju Rest Area Puncak, sebagai bagian dari upaya penertiban kawasan. Tahap pertama penertiban melibatkan pembongkaran 329 bangunan di sepanjang jalur Puncak, mulai dari Gantole hingga Rest Area Gunung Mas, termasuk bangunan di sekitar Simpang Taman Safari Indonesia.
Rest Area Gunung Mas, yang dibangun di atas lahan seluas 7 hektare milik PT Perkebunan Nusantara, kini mampu menampung 516 kios. Terdiri dari 100 kios untuk pedagang sayur dan buah, serta 416 kios untuk pedagang oleh-oleh dan makanan ringan, masing-masing kios memiliki luas 11 meter persegi.
Tahap selanjutnya, Pemkab Bogor akan mengintegrasikan unsur budaya ke dalam pengembangan wisata Puncak.
Asmawa telah menginstruksikan Disbudpar Kabupaten Bogor untuk memastikan budaya lokal menjadi bagian dari kawasan ini.
"Kami akan melibatkan para pelaku seni, ekonomi kreatif, dan kelompok masyarakat sadar wisata (Pokdarwis) untuk berkolaborasi dalam mempromosikan budaya lokal," ujar Asmawa.