Barat Jatuhkan Sanksi ke Iran terkait Kiriman Rudal ke Rusia

Oleh: VOA Indonesia
Rabu, 11 September 2024 | 06:21 WIB
Iran melakukan uji coba rudal S-200 buatan Iran pada hari terakhir latihan perang lima hari. (SinPo.id/VOA)
Iran melakukan uji coba rudal S-200 buatan Iran pada hari terakhir latihan perang lima hari. (SinPo.id/VOA)

SinPo.id - Negara-negara Barat pada Selasa, 10 September 2024, mengumumkan sanksi-sanksi baru terhadap Iran karena memasok Rusia dengan rudal jarak pendek untuk digunakan secepatnya terhadap Ukraina. Barat menyebut itu sebagai eskalasi berbahaya dari konflik yang mengancam keamanan Eropa.

Inggris, Prancis, dan Jerman mengatakan, mereka akan memutuskan kesepakatan penerbangan dengan Iran dan berencana untuk memberikan sanksi kepada maskapai nasionalnya, Iran Air. Mereka juga mengklaim bahwa Iran telah berulang kali menentang peringatan terkait pengiriman senjata itu.

Inggris mengatakan, tindakan ini akan “membatasi kemampuan maskapai Iran Air terbang ke Inggris”.

“Ini adalah eskalasi lebih jauh dari dukungan militer Iran untuk perang Rusia, dalam agresi mereka terhadap Ukraina dan akan menyebabkan rudal Iran mencapai daratan Eropa, meningkatkan penderitaan rakyat Ukraina,” kata tiga negara yang sering disebut sebagai E3 itu.

site logosite logo

Live

Cari

cari...

 

Timur Tengah

Barat Jatuhkan Sanksi ke Iran terkait Kiriman Rudal ke Rusia

31 menit yang lalu

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Mohammad Hossein Bagheri, kanan, berjabat tangan dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu di Teheran, 5 Agustus 2024 (foto: dok). Barat menuduh Iran mengirimkan rudal-rudal balistik ke Rusia. 

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Mohammad Hossein Bagheri, kanan, berjabat tangan dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu di Teheran, 5 Agustus 2024 (foto: dok). Barat menuduh Iran mengirimkan rudal-rudal balistik ke Rusia.

 

 Lihat komentar

 

Negara-negara Barat pada Selasa (10/9) mengumumkan sanksi-sanksi baru terhadap Iran karena memasok Rusia dengan rudal jarak pendek untuk digunakan secepatnya terhadap Ukraina. Barat menyebut itu sebagai eskalasi berbahaya dari konflik yang mengancam keamanan Eropa.

 

Inggris, Prancis, dan Jerman mengatakan, mereka akan memutuskan kesepakatan penerbangan dengan Iran dan berencana untuk memberikan sanksi kepada maskapai nasionalnya, Iran Air. Mereka juga mengklaim bahwa Iran telah berulang kali menentang peringatan terkait pengiriman senjata itu.

 

Inggris mengatakan, tindakan ini akan “membatasi kemampuan maskapai Iran Air terbang ke Inggris”.

 

“Ini adalah eskalasi lebih jauh dari dukungan militer Iran untuk perang Rusia, dalam agresi mereka terhadap Ukraina dan akan menyebabkan rudal Iran mencapai daratan Eropa, meningkatkan penderitaan rakyat Ukraina,” kata tiga negara yang sering disebut sebagai E3 itu.

“Tindakan ini adalah eskalasi baik oleh Iran maupun Rusia, dan itu merupakan sebuah ancaman langsung bagi keamanan Eropa,” kata ketiganya dalam sebuah pernyataan bersama.

Di London, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken yang sedang berkunjung mengatakan bahwa AS juga akan menerapkan sanksi-sanksi terhadap Iran, dan bahwa Rusia bisa menggunakan rudal-rudal dari Iran terhadap Ukraina “dalam beberapa pekan”.

Puluhan personel militer Rusia telah dilatih di Iran menggunakan rudal Fath-360, yang memiliki jarak jangkau 120 kilometer, tambah Blinken.

“Presiden baru Iran dan menteri luar negeri mereka telah berulang kali mengatakan bahwa mereka ingin memulihkan dialog dengan Eropa,” ujar Blinken lagi.

“Mereka ingin mendapat pengurangan sanksi-sanksi. Tetapi tindakan-tindakan destabilisasi seperti ini justru akan berdampak sebaliknya,” tambahnya.

Tetapi juru bicara kementerian luar negeri Iran, Nasser Kanani, dalam sebuah unggahan di X mengatakan bahwa klaim-klaim Barat itu keliru dan merupakan pengalihan perhatian dari AS yang mendukung Israel dalam perangnya melawan militan Hamas.

“Menyebarkan berita-berita keliru dan menyesatkan tentang pengiriman senjata oleh Iran ke sejumlah negara hanyalah sebuah propaganda buruk dan kebohongan dengan tujuan untuk menyembunyikan dimensi dukungan senjata ilegal yang besar dari AS dan sejumlah negara Barat dalam genosida di Jalur Gaza,” tambahnya.sinpo