Menlu Ungkap Pesan Paus Fransiskus: Perang adalah Kekalahan

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 04 September 2024 | 16:57 WIB
Paus Fransiskus di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu, 4 September 2024. (SinPo.id/Tim Media)
Paus Fransiskus di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu, 4 September 2024. (SinPo.id/Tim Media)

SinPo.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, pesan Pemimpin Umat Katolik Sedunia Gereja Katolik dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus sanget jelas tentang perdamaian. Karena, perang adalah sebuah kekalahan.

"Paus secara khusus mengatakan bahwa perang itu adalah sebuah kekalahan, karena tidak ada pihak yang diuntungkan dengan adanya perang," kata Retno di Kompleks Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada Rabu, 4 September 2024. 

Menurut Retno, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia kali ini sangat kental dalam membawa pesan perdamaian dan saling menghormati satu sama lain. 

"Jadi, sekali lagi pesan damai, pesan merayakan perbedaan, pesan saling menghormati sangat kental di dalam kunjungan Paus ini," kata Retno. 

Retno menyampaikan, Indonesia merupakan sebuah laboratorium pembelajaran hidup. Dimana, keragaman, perbedaan yang dimiliki, justru menjadi kekuatan. Dan, Indonesia mampu menjaga perdamaian dari perbedaan tersebut. 

"Indonesia ini merupakan sebuah laboratorium hidup. Di mana perbedaan dapat dikelola dengan baik, sehingga persatuan Indonesia tidak tergoyah dan Alhamdulillah perdamaian dapat terus terjaga di Indonesia," kata Retno.

Diketahui, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan ketiga kalinya setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.

Paus Fransiskus selaku pemimpin umat Katolik dunia melakukan perjalanan apostolik ke Asia Pasifik pada bulan September 2024. Ada empat negara yang bakal dikunjungi meliputi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.

Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi pada tanggal 3 hingga 6 September 2024.

Perjalanan ke kawasan Asia Pasifik selama 11 hari atau tepatnya pada tanggal 3-13 September 2024 akan menjadi lawatan terlama Bapa Suci berusia 87 tahun itu sejak 11 tahun memimpin umat Katolik.

Terpilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang yang dikunjungi Paus karena di negeri dengan berpenduduk 279 juta jiwa dan mayoritas beragama Islam ini, populasi pemeluk Kristen sekitar 20,5 juta orang dengan 8,5 juta di antaranya adalah umat Katolik. 

Sebelumnya, Paus Fransiskus menyinggung ketegangan yang melibatkan kekerasan di beberapa negara sehingga perdamaian belum tercapai. Ia mengatakan, dalam menghadapi tantangan tersebut, falsafah menuntun ketatanegaraan yang seimbang sekaligus bijaksana di Indonesia.

Paus juga mengatakan, setiap orang akan mampu menimba insipirasi dari prinsip-prinsip perdamaian dan melaksanakan kewajibannya masing-masing.

"Karena opus justitiae pax, perdamaian adalah karya dari keadilan," kata Paus Fransiskus dalam pidato sambutannya di Istana Negara. 

Paus meyakini kerukunan dapat dicapai ketika kelompok masyarakat berkomitmen tidak hanya demi kepentingan-kepentingan dan visi sendiri, tapi demi kebaikan bersama memperkokoh kesepakatan dan sinergi, menyatukan kekuatan untuk memajukan perdamaian dan kerukunan.

"Semoga Allah memberkati Indonesia dengan perdamaian, demi masa depan penuh harapan. Allah memberkati Anda sekalian!" kata Paus.sinpo