BPS Sebut Deflasi Empat Bulan Berturut-turut karena Pasokan Berlimpah
SinPo.id - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menjelaskan, penyebab terjadinya deflasi selama empat bulan berturut-turut di sepanjang 2024, karena melimpahnya pasokan atau supply side.
"Saya tegaskan kembali bahwa fenomena deflasi 4 bulan ini lebih ditunjukkan dari sisi supply. Artinya masih terjadi di sisi penawaran," kata Pudji dalam konferensi pers, Senin, 2 September 2024.
Adapun Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,03 persen (month to month/mtm) pada Agustus 2024. Ini deflasi empat bulan beruntun sejak Mei 2024.
Pudji membantah anggapan yang menyebut deflasi karena fenomena pelemahan daya beli masyarakat. Menurut dia, perlu kajian yang lebih mendalam terkait asumsi tersebut.
"Jika hal ini (deflasi) kemudian (dipengaruhi) pada pendapatan masyarakat, maka kita perlu gaji lebih lanjut untuk bisa membuktikan asumsi tersebut," kata Pudji Ismartini.
Dia kembali menegaskan bahwa tren deflasi hingga Agustus 2024, didukung oleh sisi penawaran. Jika andil deflasi di sumbang karena penurunan harga pangan seperti produk tanaman pangan kemudian hortikultura dan peternakan, masih perlu dikaji.
Lebih lanjut, Pudji menilai, peristiwa deflasi selama empat bulan berturut-turut, bukan kali pertamaterjadi. Dalam catatan BPS, pada 1999 setelah krisis finansial Asia Indonesia pernah mengalami deflasi selama 7 bulan berturut-turut yaitu selama bulan Maret 1999 sampai dengan september 1999.
"Deflasi ini sebagai akibat dari depresiasi nilai tukar dan penurunan harga barang beberapa jenis barang," ujar dia.
Kemudian periode deflasi lainnya yang terjadi pada tahun Desember 2008 hingga Januari 2009 selama krisis finansial global. Saat itu, deflasi terjadi karena penurunan harga minyak dunia dan juga karena permintaan domestik yang melemah.
Berikutnya, Indonesia juga kembali mencatatkan deflasi selama 3 bulan berturut-turut yakni, sejak Juli sampai dengan September 2020.
Deflasi ini dipicu oleh empat kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok makanan minuman dan tembakau, kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok transportasi, serta kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan.
"Dengan (deflasi) 4 kelompok ini mengindikasikan bahwa penurunan daya beli tahun 2020 pada periode awal pandemi 2019 kemarin," tegasnya.