WABAH CACAR MONYET

Tercatat 59 Kasus MPox, Dinkes DKI Gencarkan Sistem Cegah Tangkal

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 30 Agustus 2024 | 19:57 WIB
Ilustrasi penularan penyakit cacar monyet atau monkeypox (SinPo.id/ Dok. Kemenkes)
Ilustrasi penularan penyakit cacar monyet atau monkeypox (SinPo.id/ Dok. Kemenkes)

SinPo.id - Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, penularan virus cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di Jakarta, tercatat sudah mencapai 59 kasus. 

"Menurut data yang diperoleh, total ada 59 kasus terkonfirmasi mpox di wilayah DKI Jakarta periode 13 Oktober 2023 hingga 19 Agustus 2024," kata Ani dalam keterangannya, Jumat, 30 Agustus 2024. 

Ani menguraikan, berdasarkan sebaran  pada 2024, terdapat 11 kasus mpox yang tersebar di delapan kecamatan di Jakarta. Seperti di Ciracas, Grogol Petamburan, Jatinegara, Kebon Jeruk, Matraman, Pasar Minggu, Tanah Abang, dan Tanjung Priok. Seluruh kasus terjadi pada korban dengan usia 21-50 tahun

Untuk rincian 11 kasus tersebut, terdiri dari enam kasus pada Januari 2024, diikuti tiga kasus pada Februari 2024. Pada Mei dan Juni 2024, masing-masing tercatat ada satu, tapi keduanya terjadi di luar Jakarta.

Ani memastikan, Dinkes DKI terus menjalankan sistem cegah tangkal terhadap mpox, meliputi promosi kesehatan terkait pencegahan dan penularan mpox, pelaporan penemuan kasus melalui rumah sakit dan puskesmas, dan studi kasus kontrol yang memberikan rekomendasi penanganan. 

Hasil studi ini mengidentifikasi kelompok rentan penularan mpox, yaitu laki-laki berusia 20-40 tahun yang bekerja di luar rumah, memiliki orientasi seksual homoseksual dan biseksual, serta penderita HIV atau IMS.

Kelompok ini diutamakan dalam program edukasi dan promosi kesehatan terkait mpox. Dan, program vaksinasi mpox pada 2023 telah menjangkau 495 orang dari populasi kunci atau kelompok risiko tinggi.

"Hingga saat ini, sebanyak 495 orang telah menerima dosis pertama vaksin, sementara 430 orang telah menerima dosis kedua. Masih tersisa 42 vial vaksin yang akan digunakan sesuai kebutuhan," kata Ani. 

Ani menjelaskan, gambaran klinis yang dapat dijumpai pada pasien mpox yang terjangkit 2022 dan 2023, mereka merasakan demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kelelahan tubuh (fatigue), disertai ruam atau lesi berupa lenting atau gelembung kecil keputihan dengan bagian tengah yang berwarna gelap.

"Dengan langkah-langkah yang terus dilakukan, diharapkan kasus mpox di Jakarta dapat diminimalisasi dan masyarakat tetap waspada serta berperan aktif dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit ini," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI