Bertemu Paus Fransiskus, Jokowi Bakal Bahas Perdamaian Gaza dan Ukraina

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 29 Agustus 2024 | 14:45 WIB
Presiden Joko Widodo. (SinPo.id/tangkap layar youtube Biro Presiden)
Presiden Joko Widodo. (SinPo.id/tangkap layar youtube Biro Presiden)

SinPo.id - Presiden Joko Widodo mengatakan, banyak hal yang akan dibahas dengan pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus, saat kunjungan kerjanya ke Indonesia.  Utamanya, mengenai penyelesaian konflik perang di Gaza, Ukraina, serta konflik-konflik kecil lainnya.

"Agar perdamaian di seluruh konflik perang, baik yang ada di Gaza, baik yang ada di Ukraina, dan konflik-konflik sedang, kecil, lainnya, yang juga ada di beberapa negara juga bisa kita selesaikan," kata Jokowi usai meresmikan Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis, 29 Agustus 2024. 

Paus Fransiskus diketahui akan melakukan perjalanan apostolik dan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada September 2024.

Agenda ini terasa spesial karena Indonesia menjadi negara pertama dalam rangkaian kunjungan pemimpin tertinggi umat katolik sedunia tersebut di kawasan Asia Pasifik. Setelah Indonesia, Paus Fransiskus melanjutkan kunjungan ke Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura

Jokowi juga mengaku akan mendampingi Paus Fransiskus dalam agenda kunjungannya ke Masjid Istiqlal atau Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. 

"Ya, sedapat mungkin saya akan bersama beliau," ujar Jokowi.

Jokowi menambahkan, proses persiapan kunjungan Paus ke Indonesia masih berlanjut. Paus akan berada di Indonesia selama empat hari dari 3 - 6 September.

Sebelumnya, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Antonius Subianto Bunjamin mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah untuk membawa misi kemanusiaan dan misi persaudaraan.

Dia berharap kunjungan Fransiskus ke Indonesia yang tertunda sejak 2020 akibat pandemi Covid-19, bisa menjadikan Indonesia sebagai agen persaudaraan kemanusiaan di Asia.

Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo menambahkan, Vatikan memiliki keinginan untuk belajar lebih banyak mengenai Islam di Indonesia.

"Karena Islam di Indonesia itu berbeda. Jadi itu menarik untuk saudara-saudara kita di Eropa, khususnya untuk Vatikan," kata Suharyo.

Dia juga mengatakan Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta yang berdiri berdampingan adalah simbol kehidupan harmonis di Indonesia.

Suharyo menilai bahwa kunjungan Paus Fransiskus juga untuk menghargai dan mendorong agar persaudaraan untuk terus dirawat dan dikembangkan.

Dia mengatakan ada sekitar 60 uskup yang akan menyambut Paus Fransiskus, termasuk seorang uskup dari Australia dan 10 uskup dari negara-negara Asia. sinpo