Selain Buka KJRI di Chengdu, Indonesia Bakal Ekspor Duren ke China

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 24 Agustus 2024 | 12:41 WIB
Menlu RI Retno Marsudi bertemu dengan  Menlu China Wang Yi. (SinPo.id/dok. Kemlu)
Menlu RI Retno Marsudi bertemu dengan  Menlu China Wang Yi. (SinPo.id/dok. Kemlu)

SinPo.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memimpin pertemuan ke-5 Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) di Beijing, sekaligus bertemu dengan Menlu China Wang Yi. 

Menurut Retno, China merupakan salah satu mitra penting bagi Indonesia. Karena, Indonesia-China saling menghormati, dan terus membangun hubungan baik. 

"RRT adalah salah satu mitra penting Indonesia, termasuk di bidang ekonomi. Kedua pihak juga terus berusaha membangun mutual trust dan memperkuat hubungan yang saling menguntungkan yang didasarkan pada penghormatan terhadap multilateralisme dan hukum internasional," kata Retno dalam keterangannya, Sabtu, 24 Agustus 2024. 

Retno menjelaskan, tahun depan Indonesia-China akan memperingati 75 tahun hubungan diplomatik, dan sepakat untuk membahas kegiatan-kegiatan konkret. Selain itu, tahun depan Konferensi Asia-Afrika akan berusia 70 tahun.

Indonesia-China juga membahas pentingnya memperkuat kerja sama di antara negara-negara berkembang atau  negara-negara The Global South. Kedua pihak siap mengembangkan triangular cooperation Indonesia-RRT dengan negara atau pihak ketiga, termasuk dengan negara-negara Afrika. 

"Kedua negara juga sepakat membentuk Forum 2+2 antara Menlu dengan Menteri Pertahanan. Pertemuan pada tingkat Senior Official telah dilakukan dan kita sepakat bahwa pertemuan pada tingkat menteri akan dilakukan tahun depan," ucapnya.

Lebih lanjut, Retno menerangkan, Indonesia sepakat membuka KJRI di Chengdu. Hal ini  sebagai komitmen dalam meningkatkan hubungan bilateral.

"Di dalam pertemuan, Indonesia juga menyampaikan keputusan untuk membuka KJRI di Chengdu sebagai salah satu cerminan komitmen untuk terus meningkatkan hubungan bilateral dan Indonesia meminta dukungan pemerintah RRT dalam proses pembukaan konsulat jenderal di Chengdu," kata Retno.

Retno juga memaparkan beberapa kesepakatan, lain antara kedua negara untuk menguatkan hubungan kerja sama. Di antaranya yakni terkait industri hilirisasi, memperkuat investasi kendaraan listrik, hingga peningkatan ekspor.

"Disini saya tekankan mengenai pentingnya kualitas kerja sama yang menerapkan ESG dan sesuai dengan standar internasional termasuk PBB, yaitu UN Guiding Principles on Business and Human Rights.Kita juga sepakat untuk memperkuat kerja sama antara coast guard kedua negara. Kita juga sepakat untuk memperkuat investasi kendaraan listrik RRT di Indonesia guna mendukung pengembangan ekosistem industri EV. Kita juga sepakat, dalam upaya meningkatkan ekspor Indonesia ke Tiongkok, Indonesia juga mendorong agar negosiasi protokol ekspor durian beku dan kelapa dapat segera diselesaikan," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI