KRISIS IKLIM

Airlangga Paparkan Peran AZEC dalam Menghadapi Krisis Iklim

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 22 Agustus 2024 | 09:59 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di forum AZEC (SinPo.id/ Dok. Kemenkominfo Perekonomian)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di forum AZEC (SinPo.id/ Dok. Kemenkominfo Perekonomian)

SinPo.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, memaparkan peran Asia Zero Emission Community (AZEC), dalam menghadapi krisis iklim secara global. Menurutnya, pembentukan AZEC bertujuan mencapai netralitas karbon melalui transisi energi praktis yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing negara.


"Kami mendorong kerja sama berdasarkan konsep ‘satu tujuan, berbagai jalur’ dengan mengakui beragamnya struktur industri, konteks sosial, geografi, dan tahapan pembangunan di antara negara-negara mitra,” kata Airlangga dalam 2nd Ministerial Meeting AZEC, dikutip Kamis 22 Agustus 2024.

Terlebih kawasan ASEAN sendiri diproyeksikan akan tetap menjadi mesin pertumbuhan ekonomi global dengan kebutuhan energi yang terus tumbuh, di mana pada tahun 2019 permintaan energi akhir di ASEAN mencapai 448 juta ton dan 47 persen dari suplai energi tersebut berasal dari minyak bumi.

Sedangkan pada tahun 2050 di bawah skenario bisnis seperti biasa, kontribusi minyak bumi diperkirakan akan mencapai sekitar 32 persen dari total pasokan energi primer, diikuti oleh batu bara sebesar 29 persen.

Akan tetapi, hal tersebut dapat diantisipasi dengan diimplementasikannya proyek-proyek transisi energi rendah karbon yang diproyeksikan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis fosil secara drastis hingga 21,6 persen pada konsumsi energi final di tahun 2050.

“Untuk membantu mewujudkan hal itu, AZEC sebagai platform kolaboratif yang berperan signifikan untuk mempercepat proses transisi energi di Indonesia sembari mendorong pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan ketahanan energi, dengan memfasilitasi investasi swasta pada proyek-proyek transisi energi rendah karbon,” ungkapnya.

Selain itu, Airlangga juga menyampaikan tiga usulan inisiatif untuk mencapai nol emisi karbon di masa depan. Pertama, mengembangkan sistem energi bersih terpadu dengan meningkatkan konektivitas jaringan listrik regional untuk meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan.

Kedua, mentransformasikan sektor transportasi dengan tujuan merevolusi mobilitas melalui pengembangan kendaraan generasi mendatang dan bahan bakar berkelanjutan. Ketiga, mempromosikan efisiensi energi di semua sektor dengan mendorong pengurangan konsumsi energi yang signifikan dengan berfokus pada proses industri, sistem bangunan, dan produk konsumen.

Sementara untuk mewujudkan tujuan dekarbonisasi di negara-negara mitra AZEC juga perlu dikembangkan platform keuangan kolaboratif yang dapat mengatasi tantangan unik di masing-masing negara dalam pendanaan transisi energi di masing-masing. 

“Jalan ke depan penuh tantangan, namun penuh peluang. Transisi Asia menuju sistem energi yang terdiversifikasi dan berkelanjutan mendapatkan momentumnya, didorong oleh target nasional dan kebijakan yang mendukung," tuturnya.

"Agar berhasil, kita memerlukan rencana yang koheren dan tegas untuk penerapan teknologi dekarbonisasi secara tepat waktu, kebijakan yang efektif untuk membuka pasar, serta investasi besar dalam inovasi dan penelitian dan pengembangan,” kata Airlangga menambahkan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI