KASUS HARUN MASIKU

Grace ke Hasto: Fokus Saja ke Kasus Harun Masiku, daripada Blunder Terus

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 18 Agustus 2024 | 14:21 WIB
Stafsus Presiden Jokowi Grace Natalie (SinPo.id/ Khaerul Anam)
Stafsus Presiden Jokowi Grace Natalie (SinPo.id/ Khaerul Anam)

SinPo.id - Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Grace Natalie, membantah tudingan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyebut Jokowi menggunakan penegak hukum untuk menekan sesuatu.

Grace lantas menyentil Hasto untuk fokus saja mengurusi kasus Harun Masiku. "Daripada blunder terus menerus, menyebarkan informasi yang tidak sesuai fakta dan data, mungkin ada baiknya mas Hasto fokus saja ke kasus Harun Masiku," kata Grace kepada wartawan, Minggu, 18 Agustus 2024.

Adapun Hasto membangikam rekaman video kepada wartawan yang berisi sambutan Jokowi saat acara Forkopimda 2019 dan menuding adanya upaya Jokowi membisiki penegak hukum untuk melakukam intimidasi. Grace membantah dan menjelaskan maksud pernyataan Jokowi tersebut.

"Rekaman suara yang diputar mas Hasto adalah sambutan Bapak Presiden dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkopimda 2019 di SICC Sentul, 13 November 2019," kata Grace.

Politisi PSI ini menjelaskan, justru dalam sambutannya, Jokowi mengingatkan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan aparat penegak hukum agar tidak main-main dan mengintimidasi orang terkait lelang dan perizinan. 

"Maksud dan konteks pernyataan Bapak Presiden tersebut adalah agar tidak ada pihak mana pun yang main-main dan menghalangi agenda besar pemerintah lima tahun ke depan antara lain, penciptaan lapangan kerja dan memperbaiki kinerja ekspor dan impor yang semua untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Grace.

Grace kemudian meminta publik untuk memeriksa pidato lengkap Jokowi itu di laman Setkab. Karena, tak ada yang ditutupi dari pidato tersebut.

"Silakan publik melakukan cek sendiri. Transkrip pidato lengkap bisa diakses siapapun di website Setkab. Tidak ada yang ditutupi," kata Grace.

Lebih lanjut, Grace meminta Hasto untuk berhenti menyudutkan Jokowi. "Baru kemarin memfitnah pak Jokowi mau merebut PDIP, hari ini keluar fitnah baru bahwa Pak Jokowi menggunakan penegak hukum untuk mengintimidasi," kata Grace. 

Sebelumnya Hasto mengungkit rekaman suara yang diduga merupakan suara Presiden Joko Widodo. Dalam rekaman itu Jokowi berbicara mengenai upaya hukum dengan membisiki KPK, Jaksa Agung, hingga Kapolri.

Hasto awalnya menjawab pertanyaan wartawan mengenai Ketum Partai NasDem, Surya Paloh, yang menyatakan NasDem tak akan mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024. Dia menjawab jika itu bukan kebiasaan Surya Paloh, namun PDIP tak akan ikut campur.

Menurut Hasto, rakyat melihat pencabutan pengusungan Anies itu sebagai hal yang tak biasa dan seperti ada yang ditutupi. Kemudian, Hasto menyingung tentang adannya upaya menekan.

"Ini merupakan bagian kita lihat dari berbagai upaya-upaya yang mencoba menekan. Tadi kan beredar video kan bagaimana Pak Jokowi mengatakan akan menggunakan hukum dan kemudian melakukan pembisikan kepada Ketua KPK, kepada Jaksa Agung, Kapolri, itu tadi video yang saya terima. Apakah rekan-rekan wartawan sudah mendengar itu atau belum? Itu harus diklarifikasi oleh Bapak Presiden karena ini berbahaya didalam demokrasi dan penegakan hukum itu sekiranya hal tersebut benar. Udah pada mendengar belum?" kata Hasto di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu, 17 Agustus 2024. 

Saat mengetahui wartawan belum tahu video tersebut, Hasto mengeluarkan handphone lantas memperdengarkan rekaman suara orang yang diklaim sebagai Jokowi. Namun Hasto tak menjelaskan perihal apa dan kapan konteks ucapan Jokowi tersebut.

Berikut isi rekaman suara Jokowi yang ditunjukkan Hasto: Jangan main-main, yang gigit saya sendiri. Lewat cara saya, bisa lewat KPK, bisa. Bisa lewat Polri, bisa lewat Kejaksaan akan saya bisikin aja, di sana ada yang main-main. Ya masa saya mau ngintip sendiri kan ndak mungkin.

Menurut Hasto, perkataan Jokowi dalam rekaman ini kurang bijak. Dia mengaku menyampaikan rekaman suara itu karena momentumnya pas, yakni ketika memperingati hari kemerdekaan Indonesia.

"Nah inikan sesuatu yang menurut saya kurang bijak, sehingga Saudara-saudara sekalian mengapa ini saya sampaikan karena ini hari kemerdekaan kita, yang seharusnya dengan kemerdekaan itu setiap orang bebas dan bertanggung jawab di dalam menyampaikan pendapatnya tetapi harus dalam koridor hukum, koridor kepentingan nasional, tidak boleh sesorang melakukan intimidasi," kata Hasto.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI