Indonesia Alami Deflasi, DPR Ingatkan Adanya Sinyal Bahaya Terkait Melemahnya Daya Beli

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 13 Agustus 2024 | 13:39 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati. (SinPo.id/Parlementaria)
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati. (SinPo.id/Parlementaria)

SinPo.id - Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati mengingatkan bahwa deflasi yang dialami Indonesia selama tiga bulan beruntun bisa menjadi sinyal dini yang mengindikasikan melemahnya daya beli.

Pasalnya, pada Juli 2024 terjadi deflasi 0,18 persen (month to month/mtm) dengan Indeks Harga Konsumen turun dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 106,09 pada Juli 2024.

“Deflasi bisa menjadi sinyal bahaya, karena mengindikasikan melemahnya daya beli masyarakat, tercermin juga pada penurunan pertumbuhan tahunan simpanan di bank dari 7,8 persen jadi hanya 4,1 persen utamanya tabungan di bawah Rp100 juta,” kata Anis, dalam keterangan persnya, Selasa 13 Agustus 2024.

Ia menjelaskan, apabila daya beli masyarakat menurun, maka hal itu dapat memengaruhi pendapatan negara yang diakibatkan dari penurunan PPN dan turunnya setoran pajak industri perdagangan.

"Bila daya beli masyarakat yang anjlok berkepanjangan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi terhambat, sehingga kemiskinan akan semakin meningkat," tuturnya.

Oleh karena itu, Anis mengingatkan pemerintah agar terus berupaya menjaga daya beli masyarakat dengan instrumen fiskal, terutama untuk masyarakat kelas menengah yang belum mendapat perlindungan sosial.

“Selain itu untuk meningkatkan daya beli terutama dengan investasi, utamanya investasi yang berkualitas dan di sektor padat karya, yang selama ini Indonesia belum mendapatkan banyak investasi yang berkualitas,” ungkapnya.

Anis menilai apabila kondisi penurunan daya beli tidak segera ditangani pada periode pemerintahan ini maka bisa memberikan beban fiskal yang berat pada pemerintahan selanjutnya, karena berdampak pada rasio pajak atas PDB.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI