PILGUB JAKARTA

Fahri: Anies Harus Instropeksi Diri, Popularitas Tak Cukup untuk Nyagub

Laporan: Juven Martua Sitompul
Senin, 12 Agustus 2024 | 19:57 WIB
Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah (SinPo.id/ Dok. Gelora)
Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah (SinPo.id/ Dok. Gelora)

SinPo.id - Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah menilai Anies Baswedan perlu menginstropeksi dan merefleksikan diri usai terancam gagal diusung sebagai calon gubernur (cagub) pada Pilkada Jakarta 2024. Anies tidak bisa berharap dicalonkan karena hanya punya popularitas.

"Saya sudah bilang juga kan terkait Bung Anies Baswedan itu juga perlu refleksi, perlu introspeksi. Karena sistem tiket yang ada sekarang ini, itu menyebabkan popularitas itu sebenarnya jadi enggak ada gunanya," kata Fahri kepada wartawan di Media Center Partai Gelora, Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024.

Fahri menjelaskan saat ini skema tiket dari partai pengusung menentukan pencalonan dalam kontestasi politik. Sehingga, tiket dari parpol membuat popularitas tak dipertimbangkan.

"Sumber tiket ini kan tidak mempertimbangkan popularitas, pada akhirnya gitu. Ada waktunya dipertimbangkan, ada waktunya tidak dipertimbangkan. Kalau dugaan saya dalam kerangka DKI, popularitas tidak akan dipertimbangkan," kata Fahri.

Dia berharap ke depannya, partai-partai bisa mempriotaskan proses kaderisasi dalam menentukan pencalonan seseorang, bukan hanya popularitas. Fahri juga menepis adanya isu penjegalan terhadap pencalonan Anies.

"Sekarang kan menjadi ambigu. Anies Baswedan itu kader siapa, kader partai mana? Akhirnya orang lari ke partainya. Yang dibilang kader internal, kader inti, kader utama, segala macam itu. Mengalahkan popularitas. Nggak ada (penjegalan). Ini soal pragmatisme di dalam pemilihan tiket saja," kata dia.

Fahri justru menduga partai yang mengusung Anies di Pilpres 2024 hanya untuk bertahan dalam pertarungan. Sebab, usai pilpres selesai partai pengusung malah meninggalkan Anies.

"Dulu orang mungkin ada perlu popularitas. Saya mengatakan, saya tuduh, partai-partai yang mengambil Anies Baswedan dulu itu dalam rangka bertahan. Supaya partainya nggak hilang. Dia ambil itu limpahan suara kanan untuk partai mereka," tegas Fahri.

"Sekarang setelah selesai lemilu, Anies Baswedan tidak diperlukan lagi. Kan begitu mereka itu kan berpikirnya. Enggak ada kepentingannya lagi untuk Anies Baswedan. Nah ini introspeksi lah bareng-bareng. Kalau kita mah sudah tahu dari awal akan begini. Gitu loh. Mudah-mudahan pada tobat," timpalnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI