PILKADA JAKARTA

Projo Bantah Ada Skenario Kotak Kosong dan Penjegalan di Pilkada Jakarta

Laporan: Sigit Nuryadin
Jumat, 09 Agustus 2024 | 19:29 WIB
Konferensi pers Projo (SinPo.id/ Sigit Nuryadin)
Konferensi pers Projo (SinPo.id/ Sigit Nuryadin)

SinPo.id - Projo membantah isu adanya skenario kotak kosong dan isu penjegalan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.

Hal itu disampaikan Bendahara Umum Projo Panel Barus kepada awak media di Kantor DPP Projo, Jakarta Selatan, Jumat, 9 Agustus 2024.

Panel memastikan, tidak ada skenario kotak kosong dan penjegalan bagi PDIP di Pilgub Jakarta. Menurutnya, dinamika politik yang terjadi ialah sejumlah parpol melakukan kalkulasi ulang mengenai calon, yang akan didukung pada Pilgub Jakarta.

"Narasi tentang kotak kosong di Pilkada Jakarta dan narasi penjegalan, ada narasi tentang penjegalan terhadap satu partai yaitu PDIP kami tegaskan di sini bahwa DPP Projo memandang tidak ada skenario kotak kosong, tidak ada upaya-upaya penjegalan ini," ucap dia. 

Panel menilai, parpol lain seperti halnya PDIP menemui kesulitan dalam menemukan mitra koalisi. Dia pun membantah adanya skenario kotak kosong hingga penjegalan di Pilgub Jakarta.

"Kami juga melihat teman-teman di PDIP dalam menghadapi Pilkada Jakarta memang saya lihat agak kesulitan menemukan mitra koalisinya, bukan ketinggalan, yang ada memang kami melihat ada situasi di mana teman-teman PDIP memang mengalami sebuah kesulitan menemukan mitra koalisinya," ungkap Panel. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih Ridwan Kamil (Kang Emil) telah mendapat mandat dari Partai Golkar untuk maju sebagai calon gubernur (cagub) pada Pilkada Jakarta 2024. Kang Emil mengaku tidak berkenan jika harus bertarung dengan kotak kosong.

"Kalau mau kotak kosong debat sama siapa, terus gimana mau mengcounter-nya, susah, idealnya kalau bisa jangan dengan kotak kosong. Saya siap, idealnya," kata Kang Emil usai bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kompleks Widya Chandra, Jakarta pada Kamis, 8 Agustus 2024.

Menurut Kang Emil, bertarung dengan lawan yang seimbang dalam pilkada merupakan bentuk ideal dari demokrasi. Dalam proses tersebut, calon pemimpin dapat menguji visi, misi, dan argumen yang dilihat langsung oleh rakyat.

Di sisi lain, dia juga tidak menampik fenomena kotak kosong bagian dari dinamika demokrasi. "Ada kotak kosong mekanisme demokrasi. Kalau tanya ke saya, saya enggak suka," kata Kang Emil.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI