TINDAK KDRT

DPR: KDRT Berisiko Jadikan Anak Sebagai Korban

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 08 Agustus 2024 | 15:07 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani (SinPo.id/ Galuh Ratnatika)
Ketua DPR RI Puan Maharani (SinPo.id/ Galuh Ratnatika)

SinPo.id - Ketua DPR RI Puan Maharani, menyebut kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) berisiko tinggi menjadikan anak sebagai korban. Sehingga perlu adanya program-program yang dapat mencegah terjadinya KDRT.

"Kekerasan terhadap anak adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian bersama. Harus ada upaya yang komprehensif untuk mengatasi kasus-kasus kekerasan pada anak yang setiap harinya semakin banyak ditemukan,” kata Puan dalam keterangan persnya, dikutip Kamis 8 Agustus 2024.

Ia juga mengaku prihatin dengan maraknya kasus kekerasan pada anak yang dilakukan orang tua atau anggota keluarganya sendiri, karena dapat mengancam kesehatan keluarga karena keadaan fisik, mental, maupun sosial ekonominya.

Seperti kasus kekerasan yang menimpa seorang balita berusia 1 tahun di Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang menyebabkan korban meninggal dunia akibat dibanting oleh ibu kandungnya pada pada Minggu 4 Agustus 2024 lalu.

Kemudian baru-baru ini, ada pula seorang ayah kandung yang menyandera dan melilit anaknya yang masih berusia satu tahun hingga menyundut sang anak dengan rokok karena marah kepada istrinya.

“Anak-anak ini tidak bersalah, mengapa harus menjadi korban keegoisan orang dewasa yang seharusnya melindungi mereka. Anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga. Stop kekerasan pada anak!” tegasnya.

Adapun kedua kasus yang terjadi itu dinilai sebagai buntut dari ketidakstabilan emosi orang tua dalam menghadapi problematika rumah tangga. Sehingga negara dinilai memiliki peran untuk menjaga ketahanan keluarga dan harus turun langsung mengatasi persoalan tersebut.

“Ada banyak PR yang harus diselesaikan dalam menghadapi keluarga berisiko. Mulai dari persoalan ekonomi, pendidikan, kesehatan mental masyarakat, pemerataan pembangunan, hingga keadilan untuk semua rakyat," tuturnya.

“Ketahanan keluarga masyarakat Indonesia harus bisa tercapai meski tantangannya cukup besar. Tentunya membutuhkan peran serta dari pemangku kebijakan. Kalau ketahanan keluarga tercapai, perlidungan terhadap anak pun juga terjamin,” kata Puan menambahkan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI