Museum Song Terus Gelar Diskusi Publik untuk Penguatan Kolaborasi Edukasi dan Pariwisata
SinPo.id - Museum Song Terus di Pacitan, Jawa Timur mengadakan diskusi publik bertema "Museum Song Terus Membangun Jejaring" untuk membuka potensi kolaborasi dalam aspek edukasi dan pariwisata.
Hal ini sebagai bentuk komitmen untuk menjadikan museum ini sebagai salah satu pusat edukasi dan pengetahuan prasejarah. Terselenggaranya diskusi publik ini didasarkan dengan semangat dan tujuan dalam menjunjung tinggi nilai sejarah dan budaya serta menyambut peluang-peluang di masa mendatang.
Diskusi ini melibatkan berbagai pihak penting, termasuk Penanggung Jawab Unit Museum Song Terus, Albertus Nikko Suko Dwiyanto; Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Ir. Budianto, M.M; Hasto Hidayatullah dari ASITA Jawa Timur; serta beberapa pihak lainnya dari sektor pariwisata.
Dalam diskusi tersebut, Albertus Nikko Suko Dwiyanto, Penanggung Jawab Unit Museum Song Terus, menyatakan harapannya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan agar Museum Song Terus dapat bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk pemanfaatan fasilitas yang dimiliki oleh Museum Song Terus untuk keperluan kegiatan edukasi dan pendidikan siswa/i di daerah Pacitan.
"Harapannya kami bisa berkolaborasi dengan institusi pendidikan di berbagai tingkatan, agar dapat mengikuti aktivasi dan program Museum Song Terus untuk bersama-sama memanfaatkan fasilitas museum, khususnya keperluan pendidikan anak-anak di daerah Pacitan maupun dari daerah lainnya," ujar Nikko.
Hal ini disetujui oleh Ir. Budianto, M.M, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, yang menegaskan pentingnya edukasi arkeologi dan sejarah melalui beragam aktivasi dan program museum.
“Pada tahun 2015, kita berhasil masuk dalam Geopark Network dengan Pacitan sebagai bagian dari Geopark Gunung Sewu. Hal ini merupakan tanggung jawab kita untuk memperkuat eksistensinya melalui edukasi di institusi pendidikan. Museum merupakan sumber ilmu yang penting, dimana akan membantu kita mengenal dan menghargai masa lalu dan kebudayaan yang luar biasa," ujarnya.
Museum Song Terus merupakan salah satu dari 18 museum dan 34 cagar budaya nasional di bawah tanggung jawab Indonesian Heritage Agency (IHA). Museum song Terus merupakan sebuah museum baru yang dibuka untuk umum sejak Oktober 2022.
Museum ini terletak di kabupaten Pacitan, Jawa Timur dan berfokus pada perjalanan manusia, kebudayaan, dan lingkungan alam di Gunung Sewu sejak zaman prasejarah. Dengan koleksi sekitar 5.000 artefak yang terbagi dalam enam ruangan, museum ini menampilkan berbagai benda budaya seperti perkakas batu, temuan artefak seperti alat-alat masif serta alat-alat serpih besar dan tulang binatang masa lalu seperti temuan tulang badak jawa (Rhinoceros sondaicus) di Telaga Guyangwarak, termasuk replika kerangka manusia serta fosil flora dan fauna yang berada di kawasan tersebut. Museum ini juga berada di dekat situs prasejarah Gua Song Terus, menambah nilai historis dan edukatif bagi pengunjung.
Selain sebagai pusat edukasi mengenai prasejarah, hal lainnya yang disoroti adalah dalam hal pariwisata. Industri pariwisata Indonesia terus menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan total kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 11.677.825 pada tahun 2024. Wisatawan dari berbagai negara memberikan kontribusi besar, di antaranya Singapura (19,9%), Malaysia (29,1%), Australia (22,6%), Timor Leste (11,4%), dan Tiongkok (17%). Seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan ini, para pelaku wisata harus semakin adaptif terhadap teknologi dan tren pariwisata terkini.
Menanggapi terkait sektor pariwisata, Hasto Hidayatullah dari Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jawa Timur, berpendapat bahwa kolaborasi pentahelix, yang melibatkan akademisi, pemerintah, industri wisata, komunitas masyarakat, dan media, adalah kunci untuk mengembangkan potensi wisata dan pendidikan.
Selain itu memadupadankan tren perjalanan pariwisata seperti Bleisure (Business & Leisure), Wellness Experience, Deep & Meaningful, dan Set-jetting dimana tren ini menekankan penggabungan perjalanan bisnis dengan kegiatan wisata, fokus pada kebugaran diri, memberikan pengalaman wisata yang mendalam dan berarti, serta menetapkan lokasi syuting film sebagai destinasi wisata dapat menjadi beberapa hal yang dapat diterapkan ke depannya.
"Kita harus fokus, wisatawan itu bagaimana caranya agar experience-nya dapat," ujar Hasto. Ia juga mengungkapkan peluang kerjasama dengan ASITA Jatim dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata untuk memastikan pelaku wisata memiliki kompetensi yang diperlukan.
Dengan saat ini Indonesian Heritage Agency (IHA) berstatus sebagai Badan Layanan Umum (BLU) yang beroperasi di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia, memperoleh fleksibilitas dalam pengelolaan anggaran dan sumber daya, memungkinkan IHA menjalin kemitraan strategis dan mengadopsi praktik manajemen yang efisien.
Ahmad Mahendra, Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency, menegaskan, tujuan transformasi di Museum Song Terus adalah meningkatkan aksesibilitas dan mendorong pengalaman pengunjung yang lebih baik.
"Kami terus berusaha memperbaiki diri dan memastikan pengelolaan museum yang lebih profesional dan sesuai standar terbaik dalam pelestarian, pemeliharaan, dan pemanfaatan museum dan warisan budaya," ujarnya.