BKSAP DPR Tekankan Pentingnya Indonesia dan Negara Pasifik Tingkatkan Konektivitas

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 26 Juli 2024 | 09:58 WIB
Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Anetta Komarudin. (SinPo.id/Parlementaria)
Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Anetta Komarudin. (SinPo.id/Parlementaria)

SinPo.id - Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Anetta Komarudin, menekankan pentingnya Indonesia dan negara-negara Pasifik untuk meningkatkan konektivitas udara dengan memperkuat hubungan regional, meningkatkan perdagangan, dan memfasilitasi hubungan antar masyarakat.

Terlebih, Indonesia melalui kebijakan ekonomi biru, juga menggarisbawahi peran penting budaya dan seni dalam mendorong interaksi dan keterlibatan yang lebih dekat antara negara-negara Pasifik.

"Dibentuk oleh Samudra Pasifik, masyarakat kita memiliki kesamaan budaya dan adat istiadat tradisional. Melalui promosi pertukaran budaya, pertukaran dan kolaborasi antar masyarakat, kami bertujuan untuk memperkuat ikatan, menumbuhkan kepercayaan, dan saling pengertian," kata Puteri, dalam keterangan persnya, dikutip Jumat 26 Juli 2024.

Pusat dari kebijakan ekonomi biru tersebut, Indonesia berkomitmen untuk melindungi laut, lingkungan dan masyarakat pesisir sambil mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Melalui pengelolaan sumber daya berkelanjutan, upaya konservasi, dan kepemimpinan dalam perlindungan lingkungan, Indonesia berupaya mendorong konektivitas sambil menjaga ekosistem laut.

Oleh sebab itu, Puteri menilai Indonesia dan negara-negara Pasifik dapat mengeksplorasi potensi untuk membentuk satuan tugas regional untuk mengatasi polusi laut dan praktek penangkapan ikan yang bertanggung jawab di Pasifik, menjaga kesehatan ekosistem laut untuk generasi mendatang.

Karena dalam konteks diskusi sesi II agenda IPPP ke-2 yang bertema 'Connecting Our Seas and People: Opportunities and Challenges', kebijakan ekonomi biru (blue economy) Indonesia menawarkan kerangka kerja yang kuat untuk mengatasi peluang dan tantangan konektivitas di kawasan Pasifik. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI