Menlu RI Ingatkan Situasi Buruk Myanmar Bakal Berdampak pada Kawasan

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 25 Juli 2024 | 11:29 WIB
Menlu RI Retno Marsudi bersama Menlu Malaysia dan Laos membahas konflik Myanmar. (SinPo.id/Kemlu)
Menlu RI Retno Marsudi bersama Menlu Malaysia dan Laos membahas konflik Myanmar. (SinPo.id/Kemlu)

SinPo.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengingatkan, semakin memburuknya kondisi konflik di Myanmar, secara langsung akan berdampak besar bagi upaya menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Karena itu, Retno pun menggelar pertemuan troika isu Myanmar dengan Menlu Laos dan Menlu Malaysia di sela gelaran ASEAN Ministerial Meeting di Vientiane, Laos.

"Saya menyampaikan agar ASEAN dapat bersinergi dan bekerja sama dengan Utusan Khusus PBB untuk Myanmar guna memastikan penyaluran bantuan yang efektif dan aman," kata Retno dalam keterangannya, Kamis, 25 Juli 2024.

Troika ini dibentuk atas inisiatif Indonesia selama keketuaan di ASEAN tahun lalu. Troika ini juga digunakan untuk memastikan keberlanjutan dan kesinambungan upaya ASEAN membantu Myanmar keluar dari krisis serta implementasi Lima Poin Konsensus (5PC).

Retno mengingatkan, bantuan kemanusiaan untuk Myanmar perlu diperbesar, terutama jika menyangkut soal Rohingya. Karena, jumlah pengungsi di Myanmar meningkat, terutama pengungsi internal,

"Komitmen kita untuk para pengungsi Rohingya harus tetap dapat menjadi salah satu prioritas bagi ASEAN," ujar Retno.

Retno juga kembali menegaskan bahwa pemberian dan penyaluran bantuan kemanusiaan tidak boleh dipolitisasi oleh pihak siapa pun di Myanmar.

Ironisnya, data terbaru menunjukkan bahwa baru 12 persen kebutuhan bantuan kemanusiaan dapat dipenuhi.

"Oleh karena itu, saya ingatkan agar efektif pendekatan kepada negara-negara donor harus dilakukan," ucap dia.

Lebih lanjut, Ia menilai, dialog inklusif penting dilakukan, mengingat para pihak terkait yang ada di Myanmar belum mau melakukan dialog tersebut. ASEAN perlu terus mempromosikan trust dan confidence building melalui pendekatan yang berimbang dan low-key.

"ASEAN juga harus terus membangun narasi yang konsisten sejalan dengan 5PC guna memastikan kesatuan dan kredibilitas ASEAN, serta memperoleh dukungan internasional terhadap ASEAN dan juga terhadap 5PC," tuturnya

Selain itu, Indonesia juga mengkhawatirkan mengenai meningkatnya kejahatan lintas batas, termasuk online scam dan penyelundupan obat-obat terlarang di kawasan.

"Aktivitas ilegal seperti ini sangat besar dampaknya bagi Asia Tenggara.Warga Asia Tenggara, termasuk WNI, banyak menjadi korban dari kegiatan kriminal ini," kata Retno.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI