Masuk 10 Besar Daerah Rawan Tinggi, Bawaslu Ajak Masyarakat Sultra Awasi Pilkada 2024

Laporan: Sigit Nuryadin
Selasa, 16 Juli 2024 | 13:33 WIB
Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty (SinPo.id/Bawaslu)
Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty (SinPo.id/Bawaslu)

SinPo.id - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengajak masyarakat di Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk ikut mengawal Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. Pasalnya provinsi yang dijuluki Bumi Anoa ini masuk dalam sepuluh besar rawan tinggi dalam dimensi penyelenggaraan pemilu berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) 2022.

Hal itu disampaikan Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty dalam kegiatan Kick Off Pengawasan Pemilihan Serentak Tahun 2024 di Sultra, dikutip Selasa, 16 Juli 2024.

"Jadi kalau dia diakumulasi satu provinsi untuk empat dimensi (sosial politik, penyelenggaraan pemilu, kontestasi, dan partisipasi masyarakat) masuknya ke dalam rawan sedang, tapi khusus untuk penyelenggaraan pemilu ini rawan tinggi," ucap Lolly.

Menurut dia, hal ini menjadi penting untuk mengingatkan seluruh penyelenggara pemilu untuk bekerja sekuat-kuatnya agar proses pemilihan kepala daerah di Sultra tidak mengalami kendala, benar secara aturan, berkeadilan secara hasil, dan berkeadaban secara syarat.

"Penyelenggara pemilu harus bekerja gesit, ulet, dan militan sesuai dengan kerja-kerja regulasinya," tutur dia.

Oleh sebab itu, Lolly mengingatkan agar masyarakat turut serta mengawasi tahapan pemilihan yang saat ini sudah berjalan. Dalam konteks saat ini, dia meminta masyarakat untuk memastikan nama mereka sudah di coklit dan tertera di Daftar Pemilih Sementara (DPS).

"Kalau sebagai pemilih belum dicoklit, segera sampaikan ke KPU atau Bawaslu melalui posko kawal hak pilih. Karena paradigma kerja Bawaslu cegah tindak," kata Lolly.

"Kita cegah dulu sekuat-kuatnya supaya tidak terjadi pelanggaran. Kalau sudah dicegah tetap bandel baru dilakukan penindakan," sambung dia.

Lebih jauh, dia juga mengingatkan, ihwal pemilihan memiliki energi tersendiri yang berbeda dari pemilu. Sebab, pemilihan memiliki kedekatan terhadap masyarakat lantaran memilih pemimpin yang memimpin di tempat tinggal.

"Pemilihan itu dekat, ada di lingkungan kita sendiri maka dia dekat. Mari kita jadi aktor, jangan jadi penonton. Pastikan hak pilih kita tidak hilang. Pastikan jangan sampai ada orang yang tidak ada hak pilih malah bisa memilih. Karena ini esensi kita sebagai warga negara," tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI