Bappenas Catat Indonesia Berpotensi Kehilangan Rp551 Triliun Akibat Sampah Makanan

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 04 Juli 2024 | 11:59 WIB
Menteri PPN/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa (SinPo.id/ Galuh Ratnatika)
Menteri PPN/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa (SinPo.id/ Galuh Ratnatika)

SinPo.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, potensi kerugian ekonomi akibat banyaknya sisa makanan terbuang (food loss and waste) mencapai Rp213 triliun-Rp551 triliun per tahun. 

Menurutnya, pengendalian food loss and waste menjadi salah satu strategi intervensi prioritas pemerintah untuk mencegah kerugian tersebut.

"Dapat menyelamatkan kehilangan ekonomi sekitar Rp 213 triliun hingga Rp 551 triliun per tahun atau setara dengan 4 sampai 5 persen PDB Indonesia," kata Suharso di Jakarta, ditulis Kamis, 4 Juli 2024.

Suharso menilai, jika sisa pangan yang masih layak dikonsumsi dapat dimanfaatkan, Indonesia tak hanya bisa menyelamatkan potensi ekonomi yang hilang, tapi juga dapat memenuhi kebutuhan energi dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Karena, total emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari timbulan sampah sisa makanan mencapai 1.072,9 metrik ton (MT) CO2 -ek.

"Atau 7,3 persen emisi gas rumah kaca Indonesia tahun 2019," kata Suharso. 

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbunan sampah nasional pada tahun 2023 mencapai 26,20 juta ton. Jumlah itu lebih rendah dari timbulan sampah nasional pada tahun sebelumnya yang sebesar 37,73 juta ton.

Sementara itu, untuk mencegah potensi ekonomi yang hilang akibat susut dan sisa pangan, Bappenas telah meluncurkan peta jalan (roadmap) Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia 2025-2045 serta Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan, dalam Mendukung Pencapaian Ketahanan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045.

Selain itu, pemerintah juga telah menggandeng Denmark untuk membantu mengelola susut dan sisa pangan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI