PERESMIAN SMELTER GRESIK

Pemerintah Resmikan Operasional Smelter PTFI di KEK Gresik

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 28 Juni 2024 | 20:57 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (SinPo.id/ Galuh Ratnatika)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (SinPo.id/ Galuh Ratnatika)

SinPo.id - Pemerintah telah meresmikan operasional Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, sebagai fasilitas pemurnian tembaga dengan desain jalur tunggal terbesar di dunia.

Smelter tersebut memiliki kapasitas mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, dan diharapkan dapat menjadi tonggak utama dalam mendukung kebijakan hilirisasi industri, sekaligus menjaga resiliensi ekonomi nasional.

Namun saat ini, pasokan produk hilirisasi tembaga yang dibutuhkan Indonesia masih mengandalkan produk impor seperti copper tube, copper tape, evaporator tembaga, serta komponen-komponen yang dibutuhkan dalam produksi Electric Vehicle (EV). 

Maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Pemerintah terus mendorong industri pengolahan di Kawasan Ekonomi Khusus untuk melakukan hilirisasi.

Dengan beroperasinya smelter tersebut bersama dengan PT Smelting, akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 600.000 ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak per tahun.

Sehingga, seluruh kosentrat tembaga yang diproduksi oleh PTFI dapat semuanya diproses dan dimurnikan di dalam negeri, demikian juga lumpur anoda dari PT Smelting.

“Tentu ke depan Indonesia akan mampu untuk meningkatkan ekspornya. Kalau ekspor kita kuat, maka rupiah kita bisa stabil," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam keterangan persnya, dikutip Jumat 28 Juni 2024.

"Sebagai contoh, dari nikel itu dan dari kelapa sawit ekspor kita USD55 miliar. Nah impor minyaknya USD40 miliar. Jadi sebetulnya natural hedging itu terjadi,” lanjutnya.

Adapun Smelter PTFI yang menempati lahan seluas 100 hektar di KEK Java Integrated Industrial Ports Estate (JIIPE), Gresik, telah menghabiskan investasi kumulatif sekitar Rp58 triliun atau sekitar USD3,7 miliar.

"Investasi tersebut tidak hanya akan memberikan manfaat bagi perusahaan konstruksi dalam negeri, tetapi juga akan menciptakan multiplier effects kepada masyarakat di Kabupaten Gresik," katanya menambahkan.sinpo

Komentar: