Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan Umumkan Proyek Pertama Pendanaan Mitigasi Iklim

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 24 Juni 2024 | 14:26 WIB
Proyek pertama pendanaan mitigasi iklim Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan bersama Promax Digital, Earth Exchange, & Mother Earth Foundation atas dukungan PT. Global Lingkungan Indonesia.
Proyek pertama pendanaan mitigasi iklim Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan bersama Promax Digital, Earth Exchange, & Mother Earth Foundation atas dukungan PT. Global Lingkungan Indonesia.

SinPo.id - Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan mengumumkan proyek pertama pendanaan mitigasi iklim. 

Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan menggandeng Promax Digital, Earth Exchange, dan Mother Earth Foundation atas dukungan PT. Global Lingkungan Indonesia sebagai hub (penghubung) untuk bekerja sama dalam rangka mendukung perbaikan iklim di Indonesia.

Kerja sama itu resmi terjalin lewat penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di Hotel Pullman, Jakarta Indonesia, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta.

Ketua Umum Yayasan Masyarakat Teknologi Penghijauan, Heru Gunawan, menyatakan bahwa hal yang dilakukan pihaknya merupakan langkah awal. 

Dia berkata, pihaknya menyadari masyarakat masih banyak yang bingung terkait perdagangan karbon.

"Ini sebuah langkah awal. pemahaman masyarakat indonesia secara umum tentang konservasi, rehabilitasi, apalagi dikaitkan dengan karbon masih banyak yang bingung," kata Heru dalam konferensi pers pada Senin, 24 Juni 2024.

Dia menjelaskan, langkah riil yang ditempuh pihaknya bertujuan memberikan pemahaman agar masyarakat bisa ikut memitigasi perubahan iklim di level masing-masing. 

Pasalnya, menurutnya, banyak masyarakat yang hanya memahami sebatas merestorasi, menanam, namun di sisi lain membutuhkan biaya untuk mempertahankan hidup yang berkelanjutan. 

Heru melanjutkan, pembiayaan ini akan memprioritaskan pembangunan silvofishery (sistem pertambakan teknologi tradisional yang menggabungkan antara usaha perikanan dengan penanaman mangrove, antara kehutanan dengan perikanan).

"Sementara di Kabupaten Subang, pesisir, komunitas kami ada di empat kecamatan," kata dia.

"Jadi dua teknologi, orang bisa kontribusi secara individu terhadap perubahan iklim ini dengan beli token, NFT. kami juga pakai teknologi drone landing," sambungnya.

Heru juga menyampaikan, 
teknologi dari Promax Digital bertujuan agar masyarakat bisa berpartisipasi dalam offset karbon dengan membeli token di pasar. 

"Jadi token adalah hak masyarakat untuk net zero. jadi sederhana dibandingkan kita harus menciptakan project," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, CEO Earth Exchange Schard E. Brannon mengatakan bahwa ada tipe pasar karbon yaitu mandatory atau compliance market yang diregulasi pemerintah. 

"Ini berkomitmen menurunkan gas emisi yang diprediksi 2045 bisa sampai 41 persen, kemudian di 2060 kita net zero artinya yg kita emisikan dan serap sama," katanya.

Earth Exchange adalah sebuah proyek penting dari inisiatif teknologi pintar dan Promax Digital, dimana menempatkan penekanan khusus pada aset digital ramah lingkungan. Earth Exchange dibentuk karena keprihatinan yang meningkat terhadap lambatnya kemajuan dalam melawan krisis iklim.

Sebagai platform digital inovatif, ini mendukung inisiatif lingkungan yang didorong oleh teknologi dan memfasilitasi transaksi keuangan untuk proyek bisnis yang didedikasikan untuk mengurangi jejak karbon.

Berasal dari keprihatinan tentang lambatnya penanganan krisis iklim, Earth Exchange merespons panggilan mendesak untuk proses yang distandarisasi dalam menghadapi tantangan lingkungan. 

Sejalan dengan imperatif global untuk investasi $125 triliun pada tahun 2050, Earth Exchange menegaskan dedikasinya pada standar yang diakui dan solusi inovatif, memeluk prinsip bahwa kebutuhan mendesak mendorong respons inovatif terhadap tantangan lingkungan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI