Singapura Gerak Cepat Bersihkan Pantai Sentosa Akibat Tumpahan Minyak

Oleh: VOA Indonesia
Senin, 17 Juni 2024 | 17:22 WIB
Tumpahan minyak mengendap di pantai Tanjong di Pulau Sentosa (SinPo.id/AFP)
Tumpahan minyak mengendap di pantai Tanjong di Pulau Sentosa (SinPo.id/AFP)

SinPo.id - Tumpahan minyak tampak menghitamkan garis pantai selatan Singapura, termasuk pulau resor populer Sentosa, setelah sebuah kapal keruk berbendera Belanda, Vox Maxima, menabrak kapal tanker kargo pemasok bahan bakar Singapura, Marine Honor, yang tidak bergerak, pada Jumat, 14 Juni 2024 lalu.

Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, 15 Juni malam, mengatakan kebocoran minyak dari kapal tersebut telah diatasi, dan bahwa minyak yang keluar dari kapal tanker yang rusak telah diatasi dengan dispersan.

Namun karena arus pasang surut, minyak telah mencapai garis Pantai, termasuk di area Sentosa dan pulau-pulau selatan lainnya yang dikenal sebagai sebuah cagar alam dan taman pantai umum. Sentosa, yang menarik jutaan pengunjung setiap tahun, memiliki salah satu dari dua kasino di Singapura, lapangan golf, dan satu-satunya taman hiburan Universal Studios di Asia Tenggara.

Sebagian area dari tepi pantai di taman umum dan cagar alam telah ditutup guna memfasilitasi upaya pembersihan, kata pihak otoritas maritim. Pantai Sentosa akan tetap dibuka untuk umum namun aktivitas laut dan berenang dilarang.

Sejak pagi hari para pekerja berpakaian oranye terlihat menyendok pasir dalam operasi pembersihan di sebuah pantai kosong di Sentosa. Air berwarna hitam terlihat di pantai yang ternoda minyak.

Pihak berwenang telah mengerahkan 18 kapal dalam upaya pembersihan itu dan memasang hampir 1.500 meter boom container atau penghalang terapung sementara untuk menjebak tumpahan minyak.

"Lebih banyak lagi akan dipasang dalam beberapa hari ke depan untuk mencegah penyebaran minyak lebih lanjut ke pantai, dan memfasilitasi pemulihan minyak yang terperangkap di garis pantai dan laguna yang terkena dampak untuk mencegahnya kembali ke laut," demikian pernyataan tersebut.

Para ahli konservasi dan biologi sedang memantau tingkat kerusakan yang terjadi pada satwa laut dan satwa liar.

Kelompok konservasi lokal Marine Stewards melaporkan mereka memiliki foto-foto ikan, berang-berang, dan ikan raja yang mati dan berlumuran minyak

Pendiri kelompok tersebut, Sue Ye, mengatakan kepada harian Straits Times bahwa tumpahan minyak membekap dan mencekik ikan, burung, dan hewan laut yang harus naik ke permukaan untuk mencari udara, seperti penyu dan lumba-lumba.sinpo

Komentar: