Menag: Ibadah Kurban Momentum Singkirkan Sifat Rakus dalam Diri Kita

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 17 Juni 2024 | 10:18 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (SinPo.id/Kemenag)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (SinPo.id/Kemenag)

SinPo.id - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas menilai, ibadah kurban dalam proses Iduladha memiliki dimensi sosial yang sangat kuat, yakni momentum untuk menyingkirkan sifat rakus dan egois dalam diri manusia. 

"Ibadah kurban bukan hanya soal menyembelih hewan, tetapi juga tentang menyembelih sifat-sifat egois, rakus, dan mementingkan diri sendiri yang ada dalam diri kita," kata Yaqut di Jakarta, Senin, 17 Juni 2024. 

Yaqut melanjutkan, dengan berkurban, manusia berbagi rezeki terhadap sesamanya, dna itu menjadi simbol solidaritas dan kepedulian sosial.

Sebab itu, ketika sifat-sifat egois dan mementingkan diri sendiri dapat disembelih, maka akan terbentuk masyarakat yang adil dan harmonis.

Ia lantas mencontohkan, kisah Nabi Ibrahim alaihi salam yang mengorbankan anaknya, Nabi Ismail demi mematuhi perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT), lalu digantikan dengan seekor domba sebagai bukti kasih sayang dan rahmat-Nya.

"Ibadah kurban mengandung pesan yang sangat mendalam tentang ketabahan ketaatan dan pengorbanan yang sudah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim a.s. Ibadah kurban mengajarkan kepada kita bahwa kecintaan kepada Allah SWT harus menjadi prioritas utama melebihi kecintaan kepada makhluk," ucapnya.

Lebih lanjut, Yaqut mengucapkan Selamat Hari Raya Iduladha 1445 Hijriah kepada seluruh umat Islam di Indonesia.

Dia berharap semangat Idul Adha menjadi inspirasi bagi umat Islam di Indonesia untuk tetap teguh dalam ketaatan kepada Allah SWT untuk terus berusaha menebar kebaikan di lingkungan sekitar.

"Mari kita jadikan hari raya ini sebagai momentum untuk memperkuat iman dan takwa, serta meningkatkan kualitas hidup bermasyarakat dengan selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama," tukas Yaqut. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI