Delapan Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran di Rafah

Oleh: VOA Indonesia
Minggu, 16 Juni 2024 | 23:13 WIB
Warga Palestina menyaksikan kehancuran pasca serangan Israel yang menyebabkan para pengungsi tinggal di Rafah (SinPo.id/AP)
Warga Palestina menyaksikan kehancuran pasca serangan Israel yang menyebabkan para pengungsi tinggal di Rafah (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Pihak militer mengatakan delapan tentara Israel tewas di Jalur Gaza selatan pada Sabtu, 15 Juni 2024, ketika pasukan tersebut merangsek di sekitar kota selatan Rafah. Sejumlah serangan juga menghantam beberapa wilayah Gaza, menewaskan di setidaknya 19 warga Palestina.

Para tentara, yang semuanya merupakan anggota unit teknik tempur, berada di dalam kendaraan pengangkut lapis baja yang meledak akibat ledakan bahan-bahan teknik yang dibawa di dalam kendaraan tersebut. Pihak militer menduga adanya praktik yang menyalahi prosedur standar. 

Militer juga menyatakan bahwa insiden yang terjadi pada dini hari di kawasan Tel al-Sultan, sebelah barat Rafah, sedang dalam penyelidikan.

Sayap bersenjata kelompok militan Palestina, Hamas, mengatakan kendaraan tersebut terjebak di ladang ranjau yang telah disiapkan. Tank-tank militer Israel maju ke Tel al-Sultan sementara peluru-peluru menghantam daerah pesisir, di mana ribuan warga Palestina, yang telah mengungsi beberapa kali, berusaha mencari perlindungan.

Meskipun ada tekanan internasional untuk melakukan gencatan senjata terus meningkat, kesepakatan untuk menghentikan pertempuran masih terasa jauh. Perang itu telah meletus lebih dari delapan bulan sejak dimulai pada Oktober. Insiden baku tembak lintas batas milisi Hizbullah di Lebanon selatan juga semakin intensif setiap hari.

Warga mengatakan 15 orang tewas dalam serangan udara Israel terhadap dua rumah di pinggiran Kota Gaza. Empat orang lainnya tewas dalam serangan terpisah di wilayah selatan, kata petugas medis.

Militer Israel pada Sabtu mengatakan pasukannya berhasil menyita sejumlah besar senjata, baik di atas tanah maupun disembunyikan di jaringan terowongan luas yang dibangun oleh Hamas di Rafah, kota paling selatan di Gaza, dekat perbatasan dengan Mesir.

Militer menyebut para militan pada Jumat menembakkan lima roket dari wilayah kemanusiaan di Gaza tengah, dua di antaranya jatuh di wilayah terbuka di Israel dan tiga lainnya gagal di Gaza.

“Ini adalah contoh lebih lanjut dari eksploitasi sinis terhadap infrastruktur kemanusiaan dan penduduk sipil sebagai perisai manusia oleh organisasi teror di Jalur Gaza atas serangan teroris mereka,” kata militer.

Protes

Kematian para tentara tersebut mungkin memperumit situasi politik yang dihadapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, seminggu setelah mantan jenderal berhaluan tengah Benny Gantz mundur dari pemerintahan. Ia menuduh Netanyahu tidak memiliki strategi yang tepat untuk Gaza.

Puluhan ribu warga Israel berkumpul di Tel Aviv pada Sabtu untuk menggelar demonstrasi mingguan yang dilakukan oleh keluarga dan pendukung sandera yang masih ditahan oleh Hamas. Mereka menuntut dilakukannya kesepakatan untuk membawa para sandera pulang.

Dalam pernyataan lewat rekaman video yang dikeluarkan pada Sabtu, 15 Juni malam, Netanyahu mengatakan tidak ada alternatif lain selain tetap berpegang pada tujuan perang untuk mengalahkan Hamas dan membawa kembali para sandera.

Meskipun sejumlah survei menunjukkan dukungan kuat di kalangan masyarakat Israel untuk melanjutkan perang melawan Hamas, protes tersebut menggarisbawahi perpecahan dalam warga Israel yang kembali terjadi setelah periode awal perang.

Sayap bersenjata Jihad Islam, Brigade Al-Quds, mengatakan pada Sabtu bahwa Israel hanya bisa mendapatkan kembali sandera di Gaza jika mereka mengakhiri perang dan menarik pasukan dari daerah kantong tersebut. sinpo

Komentar: