Peneliti Temukan Puluhan Kerangka Bayi Berusia Ribuan Tahun di Kota Maya Kuno

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 16 Juni 2024 | 08:20 WIB
Kota Maya kuno Chichén Itzá. (SinPo.id/Rodrigo Barquera)
Kota Maya kuno Chichén Itzá. (SinPo.id/Rodrigo Barquera)

SinPo.id - Para peneliti atau analis mengaku telah menemukan sedikitnya 64 kerangka bayi laki-laki yang telah berusia lebih dari seribu tahun di kota Maya kuno Chichén Itzá. Bayi-bayi tersebut kemungkinan sengaja dikorbankan untuk sebuah ritual pada peradaban kuno.

Puluhan kerangka anak tersebut dimakamkan di chultún di semenanjung Yucatán, Meksiko antara tahun 500 dan 900 M. 

Sedangkan hasil pengujian DNA menunjukkan bahwa semua individu yang dianalisis adalah laki-laki, dan beberapa di antaranya berkerabat dekat, termasuk dua pasang saudara kembar monozigot. Sebagian besar diperkirakan berusia antara tiga dan enam tahun.

Lokasi chultún yang terhubung ke gua bawah tanah kecil, membuat para ahli berspekulasi bahwa itu adalah tempat pemakaman bagi anak-anak yang dikorbankan untuk mendukung siklus penanaman jagung, atau diberikan sebagai persembahan kepada Chaac, dewa hujan Maya.

“Bagi budaya Maya, dan Mesoamerika secara umum, kematian adalah persembahan tertinggi dan, karenanya, pengorbanan sangat penting bagi sistem kepercayaan mereka," kata penulis utama penelitian tersebut, Rodrigo Barquera, dari Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi (MPI-EVA) di Jerman, dilansir dari The Guardian pada Minggu, 16 Juni 2024.

Meski demikian, para peneliti belum dapat memastikan dengan tepat bagaimana 64 anak laki-laki tersebut meninggal.

Namun pihaknya yakin puluhan anak tersebut telah dikorbankan. Karena pada saat itu, anak-anak yang meninggal karena penyakit biasanya meninggal dalam dua tahun pertama kehidupan.

"Tidak ada bekas luka atau bukti trauma, yang memberi tahu kita bagaimana mereka tidak meninggal, tetapi kami belum menemukan penyebab kematian mereka," ungkapnya.

Sebelumnya, pada tahun 1967, sisa-sisa kerangka lebih dari 100 anak ditemukan di chultún yang kini telah dialihfungsikan, menjadi tangki air bawah tanah, di dekat lubang pembuangan suci di pusat upacara kota pra-Columbus.

Lokasi tersebut merupakan salah satu pemukiman Maya terbesar dan paling berpengaruh antara tahun 600 dan 1.000 M.

Namun upaya untuk memberantas kepercayaan dan aktivitas keagamaan Maya yang mencakup pembakaran ribuan buku dan teks Maya selama masa kolonial Spanyol telah membuat para peneliti kekurangan informasi.sinpo

Komentar: