Ratusan Orang Tewas Akibat Serangan Pasukan RSF di Sebuah Desa di Sudan

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 09 Juni 2024 | 10:59 WIB
Serangan pasukan RSF di desa Sudan. (SinPo.id/Commonspace)
Serangan pasukan RSF di desa Sudan. (SinPo.id/Commonspace)

SinPo.id - Lebih dari 100 orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) menyerang sebuah desa di provinsi Gezira di Sudan.

Menurut Gubernur Provinsi Darfur, Mini Arko Minawi, wanita dan anak-anak termasuk di antara korban dalam serangan RSF di Desa Wad al-Noura di Gezira.

Sebuah kelompok yang melindungi orang-orang di Wad Madani, ibu kota Gezira, mengatakan pasukan RSF yang telah memerangi tentara Sudan selama lebih dari setahun, menggunakan artileri berat untuk menyerang desa tersebut. 

Bahkan, mereka juga mengatakan pasukan RSF menyerbu desa tersebut, mengungsikan orang-orang termasuk wanita dan anak-anak ke bagian lain distrik al-Manaqil.

Dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya, pemerintah transisi Sudan mengutuk serangan tersebut dan menyerukan masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban RSF.

“Ini adalah tindakan kriminal yang mencerminkan perilaku sistematis milisi (RSF) ini dalam menargetkan warga sipil, menjarah harta benda mereka, dan secara paksa mengusir mereka dari wilayah mereka,” kata kantor media Dewan Kedaulatan Transisi, yang dibentuk setelah presiden lama Omar al-Bashir digulingkan pada tahun 2019. Dilansir dari The Guardian, Minggu 9 Juni 2024.

Sementara pasukan RSF menuduh militer Sudan berencana untuk menyerang pasukannya di Jabal al-Awliya, di sebelah barat distrik al-Manaqil, dengan memobilisasi angkatan bersenjata di tiga pangkalan.

“Pasukan kami tidak akan tinggal diam dalam menghadapi gerakan atau perkumpulan musuh dan akan bekerja untuk mengejar dan mengalahkan musuh,” kata RSF.

Diketahui, Perang antara RSF dan tentara Sudan telah menghancurkan negara itu karena bentrokan menyebar di banyak kota dan mendorong penduduknya ke ambang kelaparan. Lebih dari 14.000 orang telah tewas dan ribuan lainnya terluka.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI