Pekan Rakyat Lingkungan Hidup Padarincang, Mengajak Ulama Menyelamatan Alam

Laporan: Sinpo
Selasa, 04 Juni 2024 | 18:15 WIB
Salah satu kegiatan acara Pekan Rakyat Lingkungan Hidup di Padarincang, (SinPo.id/WALHI)
Salah satu kegiatan acara Pekan Rakyat Lingkungan Hidup di Padarincang, (SinPo.id/WALHI)

SinPo.id -  Kegiatan Pekan Rakyat Lingkungan Hidup di Padarincang Banten mengajak ulama memimpin penyelamatan alam sebagai anugerah tuhan. Kegiatan yang digelar 2 hingga 5 Juni 2024 itu juga menolak proyek PLT Geotermal yang bukan semata-mata soal lingkungan, tetapi juga tentang harmonisasi kehidupan, kerukunan, agama, pendidikan dan keselarasan hidup masyarakat Padarincang.

“Demikian pula penolakan PSN dan perampasan tanah lainnya di seluruh tanah air, bukanlah semata-mata soal ekonomi, melainkan juga soal identitas, nilai-nilai, keyakinan dan tanggung jawab pada generasi selanjutnya, “ ujar tuan rumah Pekan Rakyat Lingkungan Hidup Padarincang, Eha Suhaeni, dalam pernyataan resmi 4 Juni 2024.

Eha mengajak para pemuka agama, ulama, kyai, dan tokoh-tokoh agama lainnya untuk memimpin umat bersatu dan bersolidaritas dalam memperjuangkan lingkungan hidup yang adil dan lestari. Ia menekankan menjaga lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual yang harus dijalankan bersama.

"Kita harus memastikan bahwa apa yang diberikan Sang Pencipta untuk seluruh makhluk hidup di bumi ini dijaga dengan baik oleh kita sebagai khalifah di muka bumi ini," ujar Eha menambahkan.

Menurut dia, perjuangan lingkungan bukan hanya tentang melawan proyek yang merusak, tetapi juga tentang melindungi identitas, nilai-nilai, dan keyakinan yang telah terbentuk selama bertahun-tahun. Upaya ini menjadi kewajiban kolektif yang harus diperjuangkan demi generasi selanjutnya.

“Menjaga lingkungan adalah bagian integral dari harmonisasi kehidupan dan tanggung jawab kita sebagai penjaga bumi,” ujar Eha menjelaskan.

Ketua panitia Pekan Rakyat Lingkungan Hidup Padarincang, Tubagus Soleh Ahmadi, menjelaskan rangkaian kegiatan yang digelar itu juga dilakukan aksi "Pulihkan Banten dan Pulihkan Indonesia" di Kota Serang. Sedangkan pada 3 Juni 2024, dilaksanakan diskusi dan peluncuran buku Ekonomi Nusantara versus Ekonomi Biru: Dampak Sosial dan Ekologi Industri Ekstraktif di Banten.

“Serta diskusi publik tentang bencana ekologis di Indonesia di kampus UIN Sultan Maulana Hasanudin. Acara dilanjutkan dengan workshop dan sesi ramah tamah dan berbagi cerita di Padarincang pada 4 Juni 2024,” ujar Ahmadi.

Workshop itu menampilkan tiga tema utama, mulai Transisi Energi yang Berkeadilan, Perlindungan dan Pengakuan Wilayah Kelola Rakyat, serta Membangun Strategi Politik Rakyat. “Sedangkan puncak acara pada 5 Juni 2024 akan diisi dengan Istighosah Akbar untuk Keadilan Ekologis di Padarincang,” ujar Ahmadi menjelaskan.

Menurut Ahmadi Pekan Rakyat Lingkungan Hidup di Padarincang diharapkan dapat memperkuat solidaritas antar komunitas dan organisasi masyarakat sipil dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin berat. Melalui diskusi, workshop, dan aksi bersama, acara ini bertujuan untuk merumuskan strategi yang efektif dalam memperjuangkan keadilan ekologis di Indonesia.

“Acara itu juga menjadi wadah untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan strategi dalam menghadapi ekspansi modal yang sering kali merusak lingkungan dan memonopoli sumber daya alam,” katanya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI