PBB Sebut Krisis Pengungsi di Seluruh Dunia Meningkat

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 31 Mei 2024 | 08:25 WIB
Keterangan foto: Kamp pengungsi di Gaza Sumber: Xinhua
Keterangan foto: Kamp pengungsi di Gaza Sumber: Xinhua

SinPo.id -  Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, mengatakan krisis pengungsi di seluruh dunia kian meningkat. Sehingga membutuhkan solusi politik dan kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional.

"Jumlah orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena perang, kekerasan, dan penganiayaan mencapai 114 juta menurut hitungan terakhir kami," kata Grandi dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, dilansir dari Anadolu Agency, Jumat 31 Mei 2024.

"Bulan depan, kami akan memperbarui angka ini. Angkanya akan lebih tinggi. Solusi politik yang dibutuhkan untuk mengatasi pengungsian jelas masih belum ada," lanjutnya.

Sejak bulan Oktober tahun lalu, krisis pengungsi tidak berubah dan justru semakin memburuk. Ia juga mengutuk pihak-pihak yang berkonflik karena mengabaikan aturan dasar perang, hingga mengakibatkan jatuhnya korban sipil, maraknya kekerasan seksual, dan penghancuran infrastruktur sipil.

Grandi secara khusus menekankan situasi mengerikan di Gaza, menyerukan gencatan senjata segera, pembebasan sandera, dan dimulainya kembali bantuan kemanusiaan secara penuh.

"Peristiwa mengerikan di Rafah (kota Gaza selatan) membuat kita sekali lagi menyaksikan ratusan ribu orang berusaha menghindari serangan mematikan," katanya.

Oleh karena itu, ia mendesak agar warga sipil di zona konflik dapat dilindungi. Mengingat tingginya angka kematian di Gaza, setelah pasukan Israel dengan sengaja menyerang pemukiman warga dan menargetkan fasilitas medis.

"Di antara banyak gambaran dari konflik ini yang akan menghantui kita untuk waktu yang lama adalah orang-orang putus asa yang terjebak dan terbunuh di dalam zona perang. Keselamatan mereka seharusnya menjadi perhatian utama kita," ungkapnya.

"Perang di Gaza juga merupakan pengingat tragis tentang apa yang terjadi ketika konflik (dan dengan demikian krisis pengungsi) dibiarkan begitu saja," kata Grandi menambahkan.

Sementara terkait krisis pengungsi di Suriah, Grandi menekankan perlunya tindakan politik untuk mengatasi penderitaan 5,6 juta pengungsi Suriah di negara-negara tetangga. Ia menyerukan agar semua pemangku kepentingan dapat mencari solusi.

"Sudah terlambat bagi puluhan ribu orang yang telah terbunuh di Gaza, Ukraina, Sudan, DRC, Myanmar, dan banyak tempat lainnya. Namun terlambat untuk memfokuskan dan mengerahkan energi Anda pada krisis dan konflik yang masih belum terselesaikan," kata Grandi mengakhiri pidatonya dengan permohonan kepada Dewan Keamanan untuk memprioritaskan tindakan terhadap konflik dan krisis yang belum terselesaikan.

"Belum terlambat untuk meningkatkan bantuan bagi jutaan orang yang telah mengungsi secara paksa untuk kembali ke rumah secara sukarela, dengan aman, dan bermartabat. Belum terlambat untuk mencoba dan menyelamatkan jutaan orang lainnya dari bencana perang," tutupnya.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI