China, Jepang, dan Korsel Gelar Pertemuan Trilateral

Oleh: VOA INDONESIA
Senin, 27 Mei 2024 | 05:18 WIB
Asia Tmur
Asia Tmur

SinPo.id -  Perdana Menteri (PM) China Li Qiang telah tiba di Seoul, Korea Selatan, Minggu 26 Mei 2024 untuk menghadiri pertemuan puncak trilateral dengan para pemimpin Korea Selatan dan Jepang. Pertemuan tersebut merupakan pembicaraan trilateral pertama mereka dalam lebih dari empat tahun.

Kedua negara bertetangga ini sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak setiap tahun mulai 2008 untuk meningkatkan kerja sama regional. Namun inisiatif tersebut terganggu oleh perselisihan bilateral dan pandemi COVID-19. Pertemuan puncak trilateral mereka terjadi pada akhir 2019.

Kata para pejabat Seoul, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Li akan mengadopsi pernyataan bersama mengenai enam bidang termasuk ekonomi dan perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, pertukaran antar masyarakat, serta kesehatan dan populasi lanjut usia.

Yoon dijadwalkan mengadakan pembicaraan bilateral dengan Li dan Kishida pada Minggu 26 Mei menjelang pertemuan tiga arah mereka pada Senin 27 Mei 2024.

Stasiun televisi NHK melaporkan, mengutip Pemerintah Jepang, Kishida juga diperkirakan akan bertemu Li secara terpisah pada Minggu. Dalam pertemuan itu, Kishida akan membahas larangan China terhadap impor makanan laut Jepang dan Taiwan.

Pertemuan puncak itu diadakan ketika Korea Selatan dan Jepang berupaya memperbaiki hubungan yang sempat dikoyak oleh perselisihan sejarah, sekaligus memperdalam kemitraan keamanan trilateral dengan Amerika Serikat (AS) di tengah meningkatnya persaingan China-AS.

China sebelumnya telah memperingatkan bahwa upaya AS untuk lebih meningkatkan hubungan dengan Korea Selatan dan Jepang dapat meningkatkan ketegangan dan konfrontasi regional.

Seoul dan Tokyo telah memperingatkan terhadap segala upaya untuk secara paksa mengubah status quo di Selat Taiwan. Sementara itu, Beijing pada Selasa 21 Mei mengkritik keputusan anggota parlemen Korea Selatan dan Jepang untuk menghadiri pelantikan Presiden Taiwan Lai Ching-te.

Pertemuan puncak tersebut mungkin tidak menghasilkan terobosan besar dalam isu-isu sensitif. Namun, kata para pejabat dan diplomat, dapat menghasilkan kemajuan di bidang kerja sama praktis seperti pertukaran antarmasyarakat dan masalah konsuler.[ft/ah]sinpo

Komentar: