Mohammad Mokhber Ditunjuk sebagai Penjabat Presiden Iran

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 21 Mei 2024 | 04:41 WIB
Iran
Iran

SinPo.id -  Wakil Presiden pertama Iran, Mohammad Mokhber, ditujuk sebagai penjabat presiden Republik Islam itu pada Senin. Penunjukan dilakukan setelah wafatnya Presiden Ebrahim Raisi dalam sebuah kecelakaan helikopter di wilayah barat laut negara itu.

Mokhber, 68 tahun, secara luas hanya menjadi bayang-bayang jika dibandingkan dengan politisi lain dalam teokrasi Syiah di Iran. Wafatnya Raisi sesuai konstitusi menjadikan Mokhber sorotan publik. Dia diperkirakan akan menjabat sebagai presiden sementara untuk sekitar 50 hari, sebelum pemilihan presiden sebenarnya di Iran.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan pengumuman terkait penunjukan Mokhber, dalam sebuah pesan duka cita yang dia sampaikan bagi wafatnya Raisi pada kecelakaan hari Minggu itu.

Helikopter tersebut ditemukan pada Senin di wilayah baratlaut Iran. Meskipun profil publiknya tidak menonjol, Mokhber telah memegang sejumlah posisi utama di dalam struktur kekuasaan negara ini, khususnya di lembaga-lembaga amal. Kelompok-kelompok amal ini dibiayai dengan donasi atau aset yang disita setelah Revolusi Islam Iran 1979, terutama yang sebelumnya terkait dengan Shah Iran atau mereka yang ada di dalam pemerintahannya.

Mokhber mengelola sebuah lembaga amal yang juga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Execution of Imam Khomeini’s Order (EIKO) atau Eksekusi Perintah Iman Khomeini, merujuk pada Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa organisasi tersebut mengelol aset bernilai miliaran dolar sebagai “sebuah raksasa bisnis di bawah pengawasan langsung Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, yang memiliki saham di hampir semua sektor ekonomi Iran, termasuk Energi, telekomunikasi, dan layanan keuangan.

“EIKO secara sistemik telah melanggar hak-hak para pembangkang dengan menyita tanah dan properti dari para penentang rejim, termasuk musuh-musuh politik, kelompok minoritas keagamaan, dan warga Iran yang terbuang,” kata Kementerian Keuangan AS pada 2021, terkait pemberian sanksi terhadap Mokhber.

Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi terhadap Mokhber untuk sementara waktu bersama tokoh lain, karena kekhawatiran terkait program nuklir Iran. Sebagai kepala EIKO, Mokhber mengelola sebuah upaya untuk membuat vaksin COVID-19 selama puncak pandemi, berjanji untuk memproduksi puluhan juta dosis. Hanya sebagian kecil saja dari jumlah itu yang sampai ke publik, tanpa penjelasan lebih jauh.

Mokhber sebelumnya bekerja di sektor perbankan dan telekomunikasi. Dia juga bekerja di Yayasan Mostazafan, sebuah konglomerasi besar mengelola proyek-proyek raksasa dan bisnis-bisnis negara itu. Ketika mengelola yayasan ini, dia mendapati dirinya terkait dengan perselisihan hukum yang pelik antara penyedia layanan telepon genggam Turkcell dan MTN dari Afrika Selatan, terkait kemungkinan untuk masuk ke pasar Iran.

MTN akhirnya berhasil masuk Iran. Turkcell kemudian mengajukan gugatan yang menuduh Mokhber meminta dukungan MTN untuk mengamankan “peralatan pertahanan tertentu” sebagai imbalan untuk potensi kerja sama dengan mereka, yang menjadi saingan Turkcell.

Mokhber menggunakan “pengaruh yang tidak tepat termasuk negosiasi dengan dan atas nama Pemimpin Tertinggi demi kepentingan MTN,” tuduh Turkcell kemudian dalam sebuah gugatan hukum. Sebuah laporan MTN kemudian menyatakan bahwa tidak ada pengiriman senjata, meskipun mengakui Mokhber sebagai pemain dalam keputusan Iran untuk bekerja sama dengan MTN.

Laporan-laporan media Iran menunjukkan, bahwa Mokhber yang menyandang gelar doktor dalam hukum internasional, memegang peran penting dalam upaya Iran menghindari sanksi-sanksi Barat terkait industri minyaknya.

Mokhber telah menjadi anggota Dewan Kemanfaatan Oran sejak 2022, yang memberikan saran bagi Pemimpin Tertinggi, sekaligus menyelesaikan perselisihan antara parlemen dan Dewan Wali, pengawasan konstitusi Oran yang juga mengawasi pemilihan umum di negara ini.

Mokhber lahir pada 1 September 1955 di Dezful, provinsi Khuzestan di barat raya Iran, di tengah keluarga ulama. Dia menjadi pejabat di korps kesehatan Dewan Revolusi selama perang Iran-Irak pada 1980-an, menurut kelompok penekan, United Against Nuclear Iran (UANI).

“Mokhber mengunakan kekayaan besar yang dikumpulkan oleh EIKO – dengan mengorbankan rakyat Iran – untuk memberi penghargaan kepada orang dalam rejim ini, termasuk dirinya sendiri,” kata UANI.

“Mengelola jaringan patronase membuatnya dekat dengan Pemimpin Tertinggi, namun itu ada ongkosnya,” tambah lembaga ini. [ns/ab]

BERITALAINNYA
BERITATERKINI