Wali Kota Ramallah dan Hebron di Palestina Apresiasi Aksi Protes Mahasiswa di AS

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 17 Mei 2024 | 07:58 WIB
Foto: The Stanford Daily
Foto: The Stanford Daily

SinPo.id -  Wali Kota Ramallah dan Hebron di Palestina, Issa Kassis dan Tayseer Abu Sneineh, memuji peran perintis kaum muda dalam aksi protes yang sedang berlangsung di universitas-universitas di seluruh dunia terhadap kekejaman Israel.

Menurut mereka, aksi unjuk rasa yang digelar di universitas-universitas Amerika Serikat (AS) dan Eropa tersebut, merupakan sebuah gerakan revolusi.

“Kaum muda, yang merupakan pemangku kepentingan terpenting dalam masyarakat, memahami kami karena mereka adalah perwakilan masa depan dan duta terpenting kami," kata Kassis, dilansir dari Anadolu Agency, Jumat 17 Mei 2024.

“Pemudalah yang menghentikan pendudukan AS di Vietnam pada tahun 1960. Sekarang lagi, anak-anak muda memimpin protes pro-Palestina. Dunia perlu mendengar hal ini dan merasa malu pada diri mereka sendiri,” lanjutnya.

Sementara Sneineh mengatakan, Kota Rafah hanyalah bagian dari gambaran penindasan dan pembantaian Israel, karena Rafah memiliki dimensi politik. Dengan menguasai Rafah, zionis berharap rakyat Palestina akan mundur, namun sebaliknya, rakyat Palestina justru terus melawan dan tidak akan terkalahkan.

“Demonstrasi dukungan yang dilakukan di Barat dan AS adalah sebuah ‘revolusi nyata’ melawan masyarakat Barat dan AS. Protes ini bukan hanya pemberontakan terhadap Israel tetapi juga terhadap masyarakat Barat yang bersalah,” kata Sneineh.

“Masyarakat di seluruh dunia mendukung Palestina dan ingin tindakan Israel dihentikan. Namun, negara-negara besar dan pemerintah, terutama AS dan Inggris, tidak ingin perang ini berakhir," imbuhnya.

Seperti diketahui, genosida yang dilakukan Israel telah membuka mata dunia tentang apa yang terjadi di Palestina selama ini. Terlebih serangan brutal pasukan Israel di Gaza sejak Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 35 ribu orang, yang sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak.

Israel bahkan telah melakukan banyak pelanggaran dalam perang, seperti menargetkan jurnalis, fasilitas kesehatan, serta tim medis. Bahkan pasukan Israel juga menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI