Lamban Gedung Kuning Simpan Rekam Jejak Sejarah Lampung
SinPo.id - Lamban Gedung Kuning, Bandar Lampung, Provinsi Lampung menjadi tempat pelestarian budaya Kota Tapis Berseri. Sejarah singkat Lampung diperlihatkan melalui artefak, gambar dan peninggalan sejarah yang disimpan rapi di lokasi tersebut.
Ini membuat Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) tertarik bekerjasama dengan pengelola Lamban Gedung Kuning di bawah binaan Irjen (Purn) Ike Edwin. Pada Kamis 16 Mei 2024, Rombongan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) PPRA LXVI Lemhanas tahun 2024 mengunjungi Lamban Gedung Kuning.
Rombongan disambut prosesi arak-arakan untuk penyambutan tamu agung dalam budaya Lampung. Dipersembahkan Tari Siger Penguten. Tari Siger Penguten adalah tari penyambutan tamu penting/agung. Acara dilanjutkan pengalungan selendang tapis sebagai tanda penghormatan kepada tamu yang datang.
Irjen Pol (Purn) Ike Edwin mengalungkan selendang tapis kepada perwakilan tamu, yaitu Mayjen TNI (Mar) Ipung Purwadi, Marsma TNI Muhamad Satriyo Utomo, dan Laksma TNI Tunggul.
"(Lamban Gedung Kuning,-red) Rumah bagi masyarakat umum melihat sejarah," kata Ike Edwin saat menyambut rombongan SSDN) PPRA LXVI tahun 2024.
Dia mengajak semua elemen bangsa tidak hanya warga Lampung, tetapi juga anak bangsa lainnya untuk berkunjung ke Lamban Gedung Kuning. "Silakan bagi yang mau belajar sejarah," tambahnya.
Sementara itu, Mayjen TNI (Mar) Ipung Purwadi, pendamping rombongan SSDN PPRA LXVI Lemhanas tahun 2024 mengaku terkesima setelah mengunjungi
Lamban Gedung Kuning dan melihat pagelaran budaya yang disajikan anak asuh Ike Edwin.
"Begitu masuk suasana mengajak saya memahami sejarah dan budaya Lampung.
Saya sudah mengeliling 5 benua dan 27 negara. Jepang, Korea, dan China memelihara budaya. Budaya itu betul dipelihara dan dijaga," ujarnya
Dia menjelaskan para peserta mendapatkan pemantapan materi tentang nilai-nilai kebangsaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Dia menilai Lamban Gedung Kuning telah menjadi ikon sejarah dan budaya Lampung.
"Kami ingin tahu dan memahami bagaimana budaya Lampung itu. Di sinilah tempatnya. Jadi kehadiran para peserta ingin melihat budaya Lampung," ujarnya
Peserta SSDN) PPRA LXVI tahun 2024, Kombes Ino Harianto, menambahkan setelah mempelajari budaya lokal, para peserta akan berupaya melestarikan budaya tersebut.
"Untuk bisa sama-sama dengan pemerintah merawat dan membesarkan budaya Lampung," tambahnya.