DUKUNGAN UNTUK PALESTINA

Mahasiswa AS Terus Berunjuk Rasa Tolak Dukungan Pemerintah Biden ke Israel

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 14 Mei 2024 | 08:07 WIB
Mahasiswa AS suarakan dukungan untuk Palestina (SinPo.id/ AP Photos)
Mahasiswa AS suarakan dukungan untuk Palestina (SinPo.id/ AP Photos)

SinPo.id - Mahasiswa di hampir seluruh universitas di Amerika Serikat (AS) terus berunjuk rasa menolak dukungan pemerintah presiden Joe Biden terhadap Israel dalam perang di Gaza.

Mahasiswa mempertanyakan hubungan universitas mereka dengan produsen senjata dan perusahaan lain yang terafiliasi dengan militer Israel.

“Ini seharusnya merupakan institusi yang berorientasi pada keadilan sosial, namun tindakan mereka menunjukkan hal yang berbeda,” kata Sinqi Chapman, mahasiswa baru di Pomona College, sebuah institusi seni liberal di Claremont, California. Dilansir dari Al Jazeera, Selasa 14 Mei 2024.

Chapman termasuk mahasiswa pengunjuk rasa yang mendirikan perkemahan pro-Palestina di halaman sekolah. Hal ini sebagai upaya memaksa perguruan tinggi memutuskan hubungan dengan Israel dan perusahaan mana pun yang mendukung kampanye militernya di Gaza.

“Pada akhirnya kita akan melihat kembali hal ini dan melihat bahwa kita berada di sisi yang benar dalam sejarah. Dan pemerintah akan berlumuran darah karena menunggu 209 hari, serta memperhitungkan genosida untuk menanggapi tuntutan mahasiswa, dosen, dan staf untuk divestasi," ungkapnya.

Diketahui, AS telah lama menjadi sekutu terdekat Israel yang memasok negara itu dengan bantuan militer bernilai sekitar USD 3,8 miliar setiap tahunnya. Namun dukungan dan bantuan tambahan yang digunakan untuk perang di Gaza tersebut mendapat kecaman dari para kritikus.

Terlebih serangan militer Israel telah telah menewaskan lebih dari 35 ribu warga Palestina di Gaza, yang sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Bahkan militer Israel juga telah banyak melakukan pelanggaran dalam perang.

Banyaknya jumlah korban tewas, serta krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, membuat banyak aktivis progresif dan pro-Palestina di Amerika Serikat mengkritik peran negara mereka dalam perang tersebut.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI