Menlu AS: Israel Tak Punya Rencana Lindungi Warga Sipil di Gaza
SinPo.id - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengatakan, Israel belum memberikan Amerika rincian rencana yang kredibel untuk melindungi lebih dari satu juta warga sipil Palestina, ketika pasukan mereka maju lebih jauh ke kota Rafah untuk menyerang Hamas.
Terlebih sekitar 300 ribu dari 1,3 juta warga Palestina yang melarikan diri ke Gaza selatan beberapa bulan lalu kini telah diperintahkan oleh pasukan Israel untuk pindah lagi ke barat laut Rafah, ke wilayah sepanjang Garis pantai Laut Mediterania Gaza.
Namun, kata Blinken, tidak ada rencana khusus Israel untuk melindungi warga Palestina atau memberikan bantuan kemanusiaan yang cukup untuk mereka.
“Kami belum melihat rencana apa yang akan terjadi sehari setelah perang di Gaza berakhir. Karena saat ini, jalur yang diambil Israel adalah jalur untuk masuknya bantuan kemanusiaan di Gaza. Jadi meskipun mereka (pasukan Israel) masuk dan mengambil tindakan keras di Rafah, tetap masih ada ribuan Hamas bersenjata yang tersisa," ungkapnya.
Padahal, AS sebagai pemasok senjata utama Israel, telah berulang kali memperingatkan Israel agar tidak melakukan serangan darat besar-besaran ke Rafah, namun Pasukan Pertahanan Israel terus melakukan pemboman udara dan serangan darat yang lebih terbatas.
Merespons hal itu, Presiden AS Joe Biden telah menghentikan pengiriman 3.500 bom berbobot 227 kilogram dan 907 kilogram ke Israel karena khawatir bom tersebut dapat digunakan untuk menyerang Rafah.
“Kami telah berbicara dengan mereka tentang cara yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang bertahan lama, menjaga keamanan, baik di Gaza sendiri maupun di wilayah yang lebih luas," ungkap Blinken.
“Cara tercepat untuk mengakhiri ini adalah dengan menyerahkan sandera kepada Hamas. Kita akan mendapatkan gencatan senjata. Ini juga akan menjadi cara terbaik untuk memastikan bahwa kita benar-benar dapat meningkatkan bantuan kemanusiaan dan melindungi warga sipil di Gaza dengan lebih baik,” tandasnya.