Fahri Hamzah Respons Positif Ide Presidential Club: Ikhtiar Prabowo Satukan Elite RI

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 08 Mei 2024 | 13:23 WIB
Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah. (SinPo.id/ Dok. Gelora)
Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah. (SinPo.id/ Dok. Gelora)

SinPo.id - Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah merespons positif ide pembentukan Presidential Club yang digelontorkan presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto. Menurutnya, ide tersebut bagian dari ikhtiar untuk menyatukan elite, khususnya para presiden terdahulu supaya bersatu membangun bangsa.

"Kita dukung, kita sambut positif ide Pak Prabowo untuk membentuk Presidential Club atau dulu pernah Pak Prabowo katakan kantor untuk para presiden," ungkap Fahri dalam keterangannya pada Rabu, 8 Mei 2024.

Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 itu memandang Presidential Club adalah salah satu di antara ikhtiar (Prabowo) untuk menyatukan elite Indonesia. Sehingga safari yang dilakukan Menteri Pertahankan (Menhan) RI itu ke kelompok-kelompok, ke partai dan sebagainya itu dalam rangka ikhtiar.

"Mungkin juga, pembentukannya didasari kondisi politik terkini para elite. Di mana, ada akar dari kecemasan tentang konflik elite yang berakar dari sistem politik yang harus diperbaiki karena terlalu liberal," sebut Fahri.

Kemudian, masih menurut Fahri, konflik dan persaingan itu terlalu melebar mengikuti atau meliputi juga aspek-aspek yang non-rasional, soal pribadi, ketersinggungan, tidak tahu berterima kasih, pengkhianatan dan sebagainya. Sebenarnya ini adalah medium-medium konflik yang tak perlu ada dalam politik Indonesia, apabila mau dan berani mendesain satu sistem politik yang hanya memfasilitasi pertengkaran gagasan saja, tidak harus melebar ke mana-mana.

"Nah, saya kira dengan ide presidential club yang dikatakan itu, ya dalam rangka diujungnya, dihilirnya, kita pegang ini dulu," jelas Fahri.

Ia pun menyerukan kepada para presiden terdahulu agar tidak selayaknya ikut dalam kompetisi pertengkaran yang sangat hangat politik praktis.

"Mari menjadi negarawan bersatu untuk bergabung, menyatukan bangsa seperti yang dilakukan oleh negara-negara demokrasi lain di seluruh dunia mereka selalu punya tempat yang khusus bagi para mantan presiden itu agar mereka menjadi negarawan yang menyatukan bangsanya," tutur Fahri.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI