Presidential Club Disebut Sebagai Ide Brilian
SinPo.id - Koordinator Nasional Prabowo-Gibran Digital Team (PRIDE) Anthony Leong mengatakan bahwa rencana pembentukan 'Presidential Club' sebagai ide yang brilian dari Presiden RI terpilih Prabowo Subianto.
"Ini menunjukkan Prabowo punya visi mulia bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi Indonesia ke depan," kata Anthony dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Wakil Sekretaris Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) itu menilai kecintaan terhadap bangsa dan kedewasaan berpikir membuat Prabowo ingin agar dalam memimpin dan memajukan Indonesia bisa melibatkan para mantan Presiden RI.
"Prabowo seorang leader atau pemimpin. Leader itu tidak mau maju dan berhasil sendirian, tetapi berjalan dan berhasil bersama-sama," ujarnya.
Lebih lanjut, kata dia, kehadiran 'Presidential Club' diperlukan untuk menghadapi sejumlah tantangan yang dinilai akan semakin berat ke depannya.
Beberapa di antaranya, kata dia, adalah memanas-nya Timur Tengah yang ditandai dengan perseteruan Iran dan Israel. Kemudian, lanjut dia, perang Ukraina dan Rusia yang belum berakhir.
Selanjutnya, kata dia, persaingan antara China dan Amerika Serikat. Menurut dia, kondisi geopolitik dunia bisa mempengaruhi kondisi Indonesia, sehingga diperlukan kekuatan para elite untuk menjaga stabilitas nasional.
"Musuh kita itu di luar, bukan di dalam, sehingga jika kita masih 'bertikai' di dalam, bagaimana kita mau bersaing dan mengalahkan musuh di luar sana? Jika energi kita habiskan untuk bertikai sesama anak bangsa, maka Indonesia tidak akan bisa bersaing dan mengalahkan musuh di luar sana," kata Direktur PoliEco Digital Insight Institute (PEDAS) itu.
Sementara itu, ia menilai pembentukan 'Presidential Club' sebagai suatu solusi permasalahan dalam negeri untuk dapat fokus bersaing secara global pasca-Pilpres 2024 selesai.
Selain itu, ia mengatakan bahwa tujuan dari perkumpulan mantan-mantan Presiden RI juga untuk menjaga keberlangsungan pembangunan yang berkelanjutan agar Indonesia lebih produktif, dan bisa belajar dari kegagalan masa lalu.
Oleh sebab itu, ia optimistis ide Prabowo tersebut dapat terwujud meskipun terdapat pihak-pihak yang pesimistis terhadap hubungan antara mantan Presiden RI lainnya.
Ia menilai "Presidential Club" tidak harus mempertemukan seluruh mantan Presiden RI dalam satu meja, tetapi bisa melalui pertemuan empat mata. Ia berpendapat bahwa yang terpenting adalah tujuan maupun esensi pertemuan dapat tercapai.