Erupsi Gunung Ruang Berpotensi Tsunami, BMKG Intensif Pantau Status Muka Air Laut

Laporan: Khaerul Anam
Rabu, 01 Mei 2024 | 05:39 WIB
Erupsi Gunung Ruang (SinPo.id/BMKG)
Erupsi Gunung Ruang (SinPo.id/BMKG)

SinPo.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan monitoring muka laut saat Gunung Ruang di Sulawesi Utara yang kembali erupsi pada Selasa, 30 April 2024 dini hari.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan tindakan ini dilakukan secara intensif sebagai upaya deteksi dini tsunami.

"Berdasarkan hasil monitoring muka laut yang telah dilakukan BMKG tampak kondisi muka laut di seluruh lokasi stasiun menunjukkan bahwa erupsi Gunung Ruang tidak mengakibatkan perubahan signifikan muka air laut," kata Dwikorita dalam keterangannya, dikutip Rabu, 1 Mei 2024.

Adapun hingga saat ini, terdapat lima stasiun monitoring muka laut yang terus diamati oleh BMKG. Yakni, Tide Gauge Siau, Pulau Siau, Tide Gauge Ngalipaeng, Kepulauan Sangihe, Tide Gauge Tahuna, Kepulauan Sangihe, Tide Gauge Petta, Kepulauan Sangihe, dan AWS Maritim BMKG Bitung.

Dalam operasionalnya, BMKG melakukan monitoring muka laut menggunakan peralatan Tide Gauge (TG) milik Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Automatic Weather System (AWS) Maritim milik BMKG di lokasi terdekat dengan Gunung Ruang.

"Untuk itu sangat penting upaya BMKG dalam melakukan monitoring muka laut di sekitar Gunung Ruang saat erupsi menggunakan sistem InaTNT untuk upaya deteksi dini tsunami," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan meskipun saat ini masih terpantau normal, seluruh pihak patut waspada dengan erupsi Gunung Ruang. 

Sebab menurutnya, Gunung Ruang memiliki catatan sejarah tsunami destruktif akibat erupsinya. Persitiwa tsunami ini terjadi pada tahun 1871 di mana ketinggian gelombang mencapai 25 meter dan mengakibatkan korban jiwa mencapai 400 orang.

"InaTNT merupakan sebuah sistem yang mengintegrasikan berbagai data observasi muka laut sekaligus dilengkapi algoritma detector yang mampu mendeteksi anomali muka laut yang merupakan fitur penting dalam deteksi dini tsunami," kata Daryono.sinpo

Komentar: