Ma'ruf Amin Minta Angka Stunting Ditekan Jelang Bonus Demografi 2045

Laporan: Khaerul Anam
Jumat, 26 April 2024 | 02:56 WIB
Wapres Ma'ruf Amin (SinPo.id/Setwapres)
Wapres Ma'ruf Amin (SinPo.id/Setwapres)

SinPo.id - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengingatkan semua pihak untuk bersiap diri untuk menyambut bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2045. 

Ma'ruf Amin mengingatkan, dalam menyongsong bonus demografi dibutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), maka angka stunting harus diturunkan.

Ma'ruf meminta hal ini dijadikan perhatian serius. Sebab, tutur dia, pada tahun tersebut usia produktif mencapai 70 persen dari total populasi.

"Dengan jumlah penduduk usia produktif diproyeksikan mendekati 70 persen dari total populasi, bisa dikatakan bahwa modal besar menuju Indonesia Emas 2045 sebetulnya sudah kita kantongi," ujar Ma'ruf dalam RAKERNAS BKKBN, di Jakarta, Kamis, 25 April 2024.

Lebih lanjut dia mengingatkan, perlunya peran BKKBN dalam melakukan pengelolaan agar bonus demografi yang akan dihadapi dapat menghasilkan SDM yang berkualitas.

"Pekerjaan rumah selanjutnya adalah bagaimana memastikan potensi bonus demografi ini bisa terkelola dengan baik. Tentu kita inginkan sumber daya manusia yang ada nantinya betul-betul menjadi aset dan kekuatan bangsa," paparnya.

Ke depan, Ma'ruf Amin menyebut dinamika serta tantangan dunia harus bisa diantisipasi sehingga strategi dan kebijakan pembangunan manusia harus terukur dan tepat sasaran.

"Dalam dua dekade mendatang, penduduk dunia diperkirakan akan mencapai lebih dari 9 miliar jiwa. Kondisi ini tidak hanya dibarengi dengan peningkatan jumlah penduduk usia lanjut, tetapi juga urbanisasi dan arus migrasi," tegasnya.

Ia pun menaruh harapan yang tinggi terhadap Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, demi bisa menghadirkan sumber daya manusia Indonesia yang mumpuni hadapi berbagai tantangan.

"Guna menghadirkan generasi penerus bangsa yang sehat, unggul, berdaya saing, serta terdepan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, program ini haruslah responsif dan adaptif terhadap kebutuhan sumber daya manusia," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI