Perdana Menteri India Dituduh Buat Ujaran Kebencian

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 25 April 2024 | 06:24 WIB
Perdana Menteri India Narendra Modi Sumber: EPA
Perdana Menteri India Narendra Modi Sumber: EPA

SinPo.id -  Partai Kongres India yang merupakan oposisi utama mengatakan Perdana Menteri India, Narendra Modi, telah menggunakan ujaran kebencian dengan menyebut umat Islam sebagai “penyusup”.

Pernyataan yang menuai kritik tersebut disampaikan Modi dalam rapat umum kampanye di negara bagian Rajasthan, yang digelar beberapa hari setelah India memulai pemilihan umum.

Di dalam rapat, Modi mengatakan ketika Partai Kongres masih berkuasa, mereka membiarkan umat Islam yang merupakan minoritas untuk memiliki hak utama atas sumber daya negara.

"Jika mereka kembali berkuasa, partai tersebut akan mengumpulkan semua kekayaan Anda dan mendistribusikannya kepada mereka yang memiliki lebih banyak anak,” kata Modi yang disambut tepuk tangan massa, dilansir dari ABC, Kamis 25 April 2024.

“Mereka akan mendistribusikannya kepada para penyusup. Apakah menurut Anda uang hasil jerih payah Anda harus diberikan kepada penyusup?” lanjutnya.

Tak hanya itu, seorang anggota parlemen Muslim dan presiden partai All India Majlis-e-Ittehad-ul-Muslimeen, Asaduddin Owaidi, juga mengatakan satu-satunya hal yang membuat Modi mendapat banyak suara adalah dengan melecehkan umat muslim.

Bahkan kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa serangan terhadap kelompok minoritas menjadi lebih berani di bawah pemerintahan Modi.

Pasalnya, tak sedikit umat muslim yang dihukum gantung atas tuduhan memakan daging sapi atau menyelundupkan sapi yang dianggap suci bagi umat Hindu. Kemudian rumah, tempat usaha, dan tempat ibadah umat muslim juga dihancurkan. Bahkan ada seruan terbuka untuk melakukan genosida terhadap mereka.

Oleh karena itu, Partai Kongres mengajukan pengaduan ke Komisi Pemilihan Umum atas pelanggaran kode etik yang dilakukan Modi dalam kampanyenya.sinpo

Komentar: