Pengungsi Palestina Rayakan Lebaran di Tenda Rafah
SinPo.id - Para pengungsi Palestina yang tinggal di tenda-tenda di Rafah, tidak sepenuhnya bisa merayakan Idul Fitri pada Rabu 10 April 2024, yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadan.
Ketika banyak orang kehilangan anak-anak, sanak saudara dan rumah mereka, Idul Fitri yang biasanya merupakan waktu untuk berkumpul, tahun ini, 6 bulan setelah perang Israel melawan Hamas, perayaan berlangsung di tengah pengungsian massal warga Gaza, kehancuran total rumah dan prasarana serta kelaparan yang meluas.
Kegembiraan Idul Fitri telah hilang, kata Naeema al-Dah, seorang ibu yang kehilangan dua dari tujuh anaknya, akibat serangan Israel. Ia berlindung di tenda bersama suami dan anggota keluarga lainnya.
Fokus mereka bukan perayaan, tetapi pada korban yang selamat dari serangan udara Israel, penembakan, tuna wisma, krisis kemanusiaan, dan serangan darat yang akan terjadi di Rafah, di mana ribuan warga Palestina berlindung. Israel mengatakan akan terus melancarkan tekanan militer sampai mereka menghancurkan Hamas.
Iman Al-Dah anak perempuan Naeema Al-Dah mengatakan, “Kami belum terbiasa dengan kehidupan ini dan tidak akan terbiasa, kami hanya berusaha. Idul Fitri datang tanpa ada baju baru dan tidak ada uang yang diberikan untuk anak-anak ketika Idul Fitri, juga tidak ada kegembiraan. Mereka yang kehilangan sanak keluarga dan rumahnya hancur, merasakan bahwa Idul Fitri ini bukan kegembiraan. Kami sudah terbiasa dengan ini sekarang."
Idul Fitri yang jauh dari rasa suka cita juga dihadapi orang-orang Palestina di Kamp Pengungsi Jabaliya di Gaza utara.
Mohamed, seorang pengungsi di sana mengatakan, “Kami tidak punya makanan atau minuman, dan saya punya anak kecil yang ingin makan. Kami tidak dapat memperoleh makanan. Kami merayakan Idul Fitri dengan pakaian yang sama. Saya punya dua anak, laki-laki dan perempuan, berusia dua dan tiga tahun. Saya belum mengganti pakaian saya dalam 5 bulan karena saya tidak punya baju lain. Pakaian saya hilang tertimpa reruntuhan. Namun kami tabah, sabar dan bersyukur kepada Tuhan."
Seorang warga Palestina lain Umm Youseff, di Jabaliya mengatakan, “Israel menghancurkan semua yang membuat anak-anak kami bahagia. Anak saya meminta saya untuk membawanya ke taman hiburan, tapi taman hiburan itu sudah tidak ada lagi. Sampai-sampai mereka menghancurkan semua yang membuat mereka gembira. Alhamdulillah! Tetapi kami akan kembali bahagia, meski (saat ini) menderita, sedih, dan kehilangan."
Serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel. Serangan militer Israel selanjutnya terhadap Gaza yang dikuasai Hamas menewaskan puluhan ribu orang, menurut kementerian kesehatan Gaza. Konflik itu membuat hampir seluruh 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi dan memunculkan tuduhan genosida yang dibantah Israel. [ps/lt]
Israeli attack, Wednesday 10 April 2024.