IDULFITRI 1445 H

Muhammadiyah Tetapkan Lebaran Lebih Awal Karena Pakai Metode Hisab

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 07 April 2024 | 19:19 WIB
Ketum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir (SinPo.id/ Dok. Muhamadiyah)
Ketum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir (SinPo.id/ Dok. Muhamadiyah)

SinPo.id - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menjelaskan, alasan Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Fitri lebih awal dibandingkan dengan pemerintah. Pasalnya, Muhammadiyah menggunakan metode penghitungan hisab Hakiki Wujudul Hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.

"Jadi Maklumat Muhammadiyah ini normal terjadi dilakukan. Karena kami menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir melalui video di kanal YouTube Muhammadiyah Channel, dikutip Minggu, 7 April 2024. 

Haedar memastikan, Muhammadiyah tidak bermaksud untuk mendahului dan meninggalkan pihak tertentu dalam penentuan Idul Fitri. 

"Penegasan ini perlu kami sampaikan agar tidak menjadi diskusi apalagi polemik, kok Muhammadiyah mendahului. Karena tidak ada yang kami dahului dan sebalikya juga tidak ada yang kami tinggalkan," tuturnya. 

Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini menegaskan, jika terdapat kesamaan dan perbedaan dalam penentuan tanggal Lebaran, hal tersebut harus bisa menjadikan kaum Muslimin lebih toleran, tasamuh (saling menghargai), dan tanawu (saling menghormati perbedaan cara dalam hal menjalankan ibadah).

"Sehingga, pesan ini justru akan memperkuat niat kita dalam beribadah," kata dia.

Untuk menyelesaikan masalah perbedaan, kata Haedar, Muhammadiyah terus mendorong seluruh pihak dalam mewujudkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

Menurut dia, KHGT diharapkan tidak hanya berlaku untuk Indonesia saja, melainkan untuk umat Islam di seluruh dunia, sehingga perbedaan itu tidak terus berulang.

"Satu kalender global itu seperti juga kalender miladiyah (masehi). Sehingga, tidak lagi ada perbedaan dan tidak lagi ada kegiatan yang bersifat membuat kita ikhtilaf atau berbeda dalam penentuan," tutup Haedar. sinpo

Komentar: