Ketua Komisi I DPR: Rekam Jejak KSAU Baru Tak Perlu Diragukan

Laporan: Juven Martua Sitompul
Jumat, 05 April 2024 | 20:17 WIB
Prlantikan KSAU Tonny Harjono (SinPo.id/Setpres)
Prlantikan KSAU Tonny Harjono (SinPo.id/Setpres)

SinPo.id - Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengatakan rekam jejak Marsekal TNI Tonny Harjono yang baru dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) tak perlu diragukan. Tonny disebut sebagai salah satu pilot jet tempur yang memiliki jam terbang tinggi.

"Marsekal Tonny adalah salah seorang pilot pesawat jet tempur, yang memiliki jam terbang tinggi menerbangkan pesawat jet tempur F-16, dan pesawat jet tempur Su-30, serta Su-27. Jika melihat pengalaman sebagai pilot jet tempur, tidak perlu kita ragukan lagi, mereka yang terbaik yang terpilih menjadi pilot pesawat jet tempur," kata Meutya kepada wartawan, Jakarta, Jumat, 5 April 2024.

Meutya juga menyinggung kiprah Tonny sebagai Panglima Komando Operasi Udara Nasional (Pangkoopsudnas). Menurutnya, Tonny telah memahami berbagai persoalan pelanggaran di wilayah udara Indonesia.

"Selain itu, pengalaman terakhir Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono sebagai Panglima Komando Operasi Udara Nasional, membuat ia memahami berbagai persoalan pelanggaran di wilayah udara Indonesia," kata dia.

Ketua DPP Golkar ini menyambut baik pelantikan Marsekal Tonny sebagai KSAU baru yang bertepatan dengan HUT TNI AU. Di sisi lain, Meutya mengingatkan masih ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) bagi KSAU, salah satunya modernisasi alutsista.

"Penunjukan Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono sebagai KSAU begitu dekat dengan tema HUT TNI AU ke 78 yaitu 'TNI AU yang Disegani di Kawasan Siaga Senantiasa Mengamankan Kedaulatan Wilayah Udara Nasional untuk Indonesia Maju'," ujarnya.

"Tentunya banyak tugas menanti KSAU baru, di antaranya modernisasi alutsista dan pengembangan kemampuan personel. Kehadiran 4 pesawat C-130-J Super Hercules baru disertai dengan pengembangan kemampuan personel yang akan mengoperasionalkan pesawat," timpal dia.

Meutya berharap Tonny mampu memutakhirkan alutsista dan meningkatkan kemampuan para prajurit AU. Sebab, Indonesia memiliki kepentingan untuk memperkuat pertahanan udara di kawasan.

"KSAU juga perlu mempersiapkan kemampuan personel serta sarana prasarana jelang kedatangan 42 pesawat jet tempur Rafale. Sebagai negara kepulauan yang luas Indonesia membutuhkan pertahanan udara yang kuat. Kami semua berharap KSAU baru mampu terus melakukan modernisasi alutsista dan mengembangkan kemampuan personel TNI AU sehingga selain mampu mengikuti zaman juga menjadikan TNI AU sebagai kekuatan udara yang disegani di kawasan," tegas dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI