Ahli KPU Jelaskan Tiga Penyebab Masalah Sirekap

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 03 April 2024 | 10:48 WIB
Ahli dari KPU RI, Marsudi Wahyu Kisworo. (Foto: SinPo.id/tangkap layar)
Ahli dari KPU RI, Marsudi Wahyu Kisworo. (Foto: SinPo.id/tangkap layar)

SinPo.id - Ahli dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Marsudi Wahyu Kisworo, menjelaskan, setidaknya ada tiga penyebab masalah perbedaan Formulir C Hasil dengan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). Hal ini diketahui setelah dilakukan pengecekan.

"Problem pertamanya muncul dan kita tahu gerak tulis tangan berbeda, apalagi ada 822.000 TPS yang orangnya berbeda dan tulis tangannya berbeda, ada yang tulisannya bagus, tapi ada sebagian besar yang tulisannya kurang bagus bahkan jelek, saya sendiri tulisannya jelek," kata Marsudi dalam sidang sengketa Pilpres di Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada Rabu, 3 April 2024. 

"Dalam style-nya saja bisa berbeda, ada menulis angka 4 seperti kursi terbalik, ada yang tertutup atasnya, demikian angka lain, 1 ada yang menggunakan topi ada yang tidak," lanjut dia

Masalah kedua, ponsel petugas KPPS yang berbeda antara satu dan lainnya, juga membuat kualitas foto yang diunggah berbeda.

"Akibatnya terjadi seperti terjadi contoh di atas, form C1 bisa beda-beda. Ada yang kualitasnya jelas, ada yang buram, ada yang kekuning-kuningan, ini dari kamera," tuturnya.

Masalah lainnya adalah kondisi kertas C1 hasil yang dipotret oleh petuga KPPS, apakah kondisinya tengah terlipat dan sejenisnya. Hal ini bisa menjadi kontribusi kesalahan hasil dari kinerja OCR di sistem aplikasi Sirekap Mobile tersebut.

"Kertasnya, contoh di form C1 di kanan itu kertasnya terlipat, sehingga ketika terlipat itu bisa menghasilkan kesalahan interpretasi dari sistem OCR ini. Karena OCR ini bukanlah manusia yang bisa memperkirakan tapi patuh pada training data," ucapnya.

Dengan demikian, jika KPU menemukan kondisi semacam itu maka dilakukan perbaikan lantaran Sirekap merupakan alat bantu publikasi dari proses rekapitulasi suara berjenjang yang dijalankan oleh KPU pada saat itu.

"Karena Sirekap ini adalah sarana untuk transparansi, makan ketika terjadi perbedaan kemudian terjadi keluhan atau komplain dari masyarakat, KPU melakukan tindakan koreksi sehingga kesalahan atau errornya semakin sedikit," kata dia.

Selain itu, masalah juga timbul dari kertas yang diunggah. Ada yang terlipat sehingga menimbulkan masalah bagi sistem yang telah dibangun developer.

"Jadi tiga sumber ini kenapa yang bisa menjelaskan ketika ditampilkan di web antara angka dan web itu antara angka dengan C1 bisa berbeda," ujarnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI