Putin Bertekad Hukum Dalang Pembantaian Konser di Rusia

Oleh: VOA Indonesia
Senin, 25 Maret 2024 | 01:48 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara di Moskow, Rusia (SinPo.id/Kremlin via AP)
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara di Moskow, Rusia (SinPo.id/Kremlin via AP)

SinPo.id - Presiden Vladimir Putin bertekad untuk menelusuri dan menghukum mereka yang berada di balik serangan penembakan di gedung konser Crocus City Hall di Kota Krasnogorsk dekat Ibu Kota Moskow.

Pemerintah Rusia pada Sabtu, 23 Maret 2024, mengatakan pihaknya berhasil menangkap keempat pria bersenjata yang dicurigai melakukan pembantaian di sebuah gedung konser dekat Moskow.

Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada Jumat, 23 Maret tersebut. Namun, terdapat indikasi bahwa Rusia berupaya mencari tahu korelasi insiden itu dengan Ukraina, meskipun para pejabat Ukraina menolak tegas keterlibatannya.

Gubernur wilayah Moskow Andrei Vorobyov mengatakan pihaknya berhasil menemukan 133 jenazah yang tertimbun di reruntuhan dalam 24 jam. Para dokter “berjuang untuk (menyelamatkan) nyawa 107 orang.” Editor TV pemerintah Margarita Simonyan, tanpa menyebutkan sumbernya, sebelumnya menyebutkan jumlah korban jiwa mencapai 143 orang.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Putin mengatakan aparat berhasil menahan 11 orang, termasuk empat pria bersenjata. “Mereka mencoba bersembunyi dan bergerak menuju Ukraina, di mana, menurut data awal, sebuah pintu keluar telah disiapkan bagi mereka di sisi Ukraina untuk melintasi perbatasan negara,” katanya.

Sementara itu, Dinas keamanan Federal Rusia atau FSB mengatakan orang-orang bersenjata itu mempunyai kontak di Ukraina dan ditangkap di dekat perbatasan. FSB mengatakan mereka akan memindahkan mereka ke Moskow.

Baik Putin maupun FSB secara terbuka tidak menunjukkan bukti adanya hubungan pelaku tersebut dengan Ukraina, yang telah berperang dengan Rusia selama 25 bulan terakhir. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa upaya untuk mengalihkan kesalahan adalah hal yang biasa dilakukan Putin dan “penjahat lain”.

Juru bicara intelijen militer Ukraina Andriy Yusov mengatakan kepada Reuters: "Ukraina tentu saja tidak terlibat dalam serangan teror ini. Ukraina mempertahankan kedaulatannya dari penjajah Rusia, membebaskan wilayahnya sendiri dan berperang melawan sasaran tentara dan militer penjajah, bukan warga sipil."

ISIS mempunyai motivasi yang kuat untuk menyerang Rusia karena Moskow mengintervensi negara tersebut dalam perang saudara di Suriah pada 2015. Analis keamanan mengatakan klaim ISIS tampaknya masuk akal karena sesuai dengan pola serangan yang pernah terjadi pada masa lalu.

Putin menyebut musuh tersebut sebagai “terorisme internasional” dan mengatakan dia siap bekerja sama dengan negara mana pun yang ingin mengalahkannya.

“Semua pelaku, penyelenggara, dan mereka yang memerintahkan kejahatan ini akan dihukum secara adil dan pasti. Siapa pun mereka, siapa pun yang membimbing mereka,” kata Putin. “Kami akan mengidentifikasi dan menghukum siapa pun yang berdiri di belakang teroris, yang merencanakan kekejaman ini, serangan terhadap Rusia, terhadap rakyat kami.”

Seorang anggota parlemen senior Rusia, Andrei Kartapolov, mengatakan bahwa jika Ukraina terlibat, maka Rusia harus memberikan jawaban yang “layak, jelas dan konkret” di medan perang.sinpo

Komentar: