PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Pemberdayaan Perempuan di Sektor Politik dan Ekonomi Harus Ditingkatkan

Laporan: Juven Martua Sitompul
Selasa, 12 Maret 2024 | 23:21 WIB
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat (SinPo.id/ Dok. MPR RI)
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat (SinPo.id/ Dok. MPR RI)

SinPo.id - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (Rerie) meminta pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi dan politik konsisten ditingkatkan. Peningkatan penting dalam upaya mempersempit kesenjangan gender yang terjadi.

"Berbagai upaya untuk melibatkan peran perempuan di berbagai bidang harus konsisten dilakukan. Dukungan pemerintah melalui sejumlah kebijakan dan semangat perempuan Indonesia untuk berkiprah lebih luas bagi bangsa, harus terus ditingkatkan," kata Rerie dalam keterangannya, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024.

Dia menjelaskan Badan PBB untuk pemberdayaan perempuan (UN Women) berdasarkan Laporan Kesenjangan Gender Global dari Forum Ekonomi Dunia menyebutkan kualitas pemberdayaan perempuan di Indonesia berada pada peringkat 87 dari 146 negara-negara di dunia.

Berdasarkan data 2023 tersebut, Indonesia sebenarnya memiliki kinerja yang cukup baik dalam pencapaian di sektor pendidikan. Namun, pemberdayaan perempuan Indonesia di sektor ekonomi dan partisipasi politik masih harus ditingkatkan.

"Dalam pemberdayaan ekonomi partisipasi angkatan kerja perempuan di Indonesia sekitar 53 persen-54 persen, tidak banyak berubah dalam 20 tahun terakhir," kata dia.

Sementara itu, partisipasi politik perempuan di Indonesia lebih rendah jika dibandingkan dengan angka rata-rata global. Jumlah perempuan Indonesia di Parlemen yang sekitar 22 persen sedangkan rata-rata global 26 persen.

"Pemberdayaan perempuan bukan sekadar mewujudkan kesetaraan gender dari sisi jumlah. Lebih dari itu perempuan juga harus berperan siginifikan di berbagai aspek kehidupan," ujarnya.

Menurutnya, dengan keterlibatan wanita yang cukup baik di sektor pendidikan maka perempuan Indonesia mampu berperan aktif dalam menghadapi berbagai tantangan dalam proses pembangunan.

Dia mengingatkan berdasarkan sejarah masa lalu, perempuan di Nusantara berperan aktif memimpin kesultanan atau kerajaan hingga berperang melawan penjajah.

"Para pendahulu bangsa kita adalah perempuan pejuang yang tidak ragu berperan aktif memimpin dalam menghadapi berbagai persoalan negeri," katanya.

Dia berharap semangat heroik perempuan pejuang itu terus tumbuh pada para perempuan di masa kini. Sehingga, keterlibatan aktif perempuan dalam setiap pengambilan keputusan publik dapat terus ditingkatkan.sinpo

Komentar: