Hadiri KTT di Prancis, Puan Pamer Peningkatan Jumlah Caleg Perempuan di Pemilu RI
SinPo.id - Ketua DPR Puan Maharani menyinggung peningkatan keterwakilan calon legislatif perempuan pada Pemilu 2024 saat berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ketua Parlemen Perempuan Dunia dengan tajuk 'Women Speakers Summit 2024' yang digelar di Perancis.
Di hadapan Ketua Parlemen Jerman Barbel Bas dan Ketua Parlemen Meksiko Marcela Guerra Castillo, Puan mengatakan jumlah calon anggota legislatif perempuan secara nasional mencapai 37 persen dari keseluruhan calon yang berasal dari 18 partai politik (parpol) pada Pemilu 2024 di Indonesia.
"Proporsi ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dari pemilihan umum sebelumnya tahun 2019," kata Puan dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024.
Menurutnya, keterwakilan perempuan di Parlemen dapat memperkuat kualitas demokrasi. Hadirnya anggota perempuan dinilai dapat menjadikan Parlemen lebih responsif terhadap berbagai persoalan di masyarakat.
"Kami, di Indonesia, telah memiliki kebijakan afirmatif yang mewajibkan minimal 30 persen kandidat perempuan sebagai calon anggota legislatif dari setiap partai," tuturnya.
Dia juga meyakini kepemimpinan perempuan di bidang politik dapat berkontribusi positif bagi kemajuan demokrasi. Sebab, dia menilai keterwakilan perempuan yang lebih besar akan menjadikan pengambilan keputusan yang lebih inklusif.
"Suara berbagai elemen masyarakat akan lebih jelas terdengar. Dan kepentingan masyarakat akan lebih terwakili pada berbagai institusi publik," ujarnya.
Dia menjelaskan DPR RI telah memiliki Kaukus Perempuan Parlemen sebagai forum informal lintas partai. Kaukus tersebut berperan mendorong penguatan visi politik dan meningkatkan kapasitas komunikasi publik anggota Parlemen perempuan.
Untuk itu, dia mengajak kepada para pemimpin perempuan di KTT tersebut untuk bisa memberikan contoh bagi para perempuan lainnya di seluruh dunia. Menurutnya, perempuan bisa menjadi pemimpin yang efektif dan berkontribusi bagi kemajuan demokrasi.
"Kita harus membuktikan bahwa pemimpin perempuan dapat bekerja sebaik pemimpin laki-laki," kata dia.