Ukraina Jatuhkan 18 Drone dan Tembak Kapal Patroli Rusia

Oleh: VOA INDONESIA
Rabu, 06 Maret 2024 | 02:08 WIB
Ilustrasi drone (pixabay)
Ilustrasi drone (pixabay)

SinPo.id -  Militer Ukraina, Selasa 5 Maret 2024 mengatakan pertahanan udara mereka telah menghancurkan 18 drone yang diluncurkan Rusia dalam serangan malam sebelumnya. Sementara itu, kapal angkatan laut Ukraina menyerang kapal patroli militer Rusia di dekat semenanjung Krimea.

Intelejen militer Ukraine mengidentifikasi kapal Rusia itu sebagai Sergey Kotov, dan mengatakan bahwa drone milik Ukraina telah menerjangnya di dekat selat Kerch, menyebabkan “kerusakan di bagian buritan kapal, baik sisi kanan maupun kiri”.

Serangan ini merupakan terbaru dilakukan Ukraina dalam menarget kapal Rusia di Laut Hitam.

Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah meluncurkan total 22 drone udara malam sebelumnya, dengan 18 penghadangan dilakukan di atas Odesa. Oleh Kiper, gubernur wilayah Odesa, mengatakan tidak ada korban luka.

Kiper mengatakan di Telegram, sejumlah gedung mengalami kerusakan sebagai dampak dari serangan Rusia, termasuk fasilitas rekreasi den sebuah rumah.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dalam pidato Senin malamnya (4/3) mengatakan para pejabat Ukraina mengetahui apa “rencana selanjutnya” oleh Rusia dan bahwa Ukraina “ akan melawannya”.

Pernyataan itu dikeluarkan saat dia memaparkan sebuah seri pertemuan dengan pejabat puncak militer dan intelejen.

Juga pada Senin, Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov mendiskusikan situasi lapangan dalam sebuah pembicaraan telepon bersama Menteri Luar Negeri AS, Lloyd Austin.

Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan bahwa Austin menegaskan kembali dukungan AS dan sekutu yang lain yang telah berkontribusi bagi militer Ukraina. Austin dan Umerov juga sepakat terkait “kebutuhan mendesak” bagi Kongres AS untuk menyetujui bantuan keamanan baru bagi Ukraina.

Dmitry Medvedev, wakil kepala Dewan Keamanan Rusia dan sekutu Presiden Vladimir Putin, mengatakan pada Senin (4/3) bahwa Ukraina adalah bagian dari Rusia dan bahwa apa yang dia sebut sebagai bagian bersejarah dari Rusia itu perlu dipersatukan kembali.

Dalam pidatonya di forum kepemudaan di Sochi, Medvedev mengatakan “Salah satu mantan pemimpin Ukraina mengatakan dalam beberapa hal, bahwa Ukraina bukanlah Rusia… konsep semacam itu harus dihapus selamanya. Ukraina jelas adalah Rusia,” kata dia.

Medvedev, yang menjadi presiden Rusia dari 2008-2012, membanggakan Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet dan mengatakan bahwa Moskow akan melanjutnya “misi khusus militer” mereka hingga kepemimpinan Ukraina menyerah. Belum ada tanggapan segera dari Ukraina terkait hal ini. [ns/ab]
sinpo

Komentar: